HEADLINE

Menteri dan Agamawan Tak Mau Tanggapi Racauan Kivlan Zein

"Ucapan Kivlan Zein mengenai kebangkitan PKI diragukan"

Ika Manan

Menteri dan Agamawan Tak Mau Tanggapi Racauan Kivlan Zein
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo di Tugu Proklamasi pada Kamis, 2 Juni 2016. Foto: Ika Manan

KBR, Jakarta - Sejumlah tokoh yang datang dalam peringatan kelahiran pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta pada Rabu (1/5/2016) enggan menanggapi simposium tandingan yang digelar para purnawirawan TNI dan gabungan Ormas di Balai Kartini. Beberapa di antaranya hanya berkomentar singkat.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo misalnya, menyatakan tak ingin mengikuti wacana kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dilontarkan Kivlan Zein. "Mungkin Pak Kivlan lebih tahu. Saya tidak mau mengikuti genderang pak Kivlan Zen. Silakan Pak Kivlan menjelaskan kepada masyarakat," ujar Tjahjo.

Hal serupa disampaikan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Ia pun meragukan data pendukung PKI di Indonesia yang disebutkan Kivlan saat menghadiri Simposium Nasional “Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain” di Balai Kartini.

"Itu sudah lah nggak usah kita tanggapi lah itu, dari mana ceritanya. Itu PKI sudah sejarah lah. Sudah lewat. Tidak ada lagi negara yang.... apa. Tidak usah lah kita ditakut-takuti, tetap waspada oke, tapi jangan menciptakan ketakutan-ketakutan baru. (Tapi kan Kivlan bilang ada data-data, misal 15 juta pendukung di Indonesia.) Dari mana datanya, ya kasih saja ke pemerintah," ungkapnya usai menghadiri peringatan kelahiran Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/5/2016).

Pada hari pertama simposium tandingan 65 kemarin, Purnawirawan TNI Kivlan Zein mengklaim telah mengantongi data terkait kemungkinan kebangkitan PKI. Dia menyebut, telah ada 15 juta pendukung di Indonesia. Bahkan, kata dia, seseorang yang ia sebut bernama Wahyu Setiaji telah membuat susunan partai. Namun Kivlan tak menjelaskan lebih rinci soal sosok Wahyu Setiaji.

Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj memilih bungkam. Ia tak ingin menyampaikan pandangannya baik soal simposium tandingan 65 maupun soal penyelesaian tragedi 65/66. "Ini yang paling ahli dia ini," singkatnya kepada KBR sembari menunjuk ke Ketua Umum PBNU, Marsudi Suhud.

Sedangkan saat bertanya kepada Marsudi, ia hanya menyampaikan bahwa dirinya akan menyampaikan pendapat dan usulan penyelesaian pada simposium hari ini. "Saya akan jadi pembicara di sana (Simposium Nasional di Balai Kartini--Red). Saya akan sampaikan pandangan saya di sana. Ya begitu kira-kira, rekonsiliasi sudah dari zaman dulu," pungkasnya.


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • Kivlan Zein
  • PKI
  • simposium tandingan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!