KBR, Jakarta- Pemerintah tengah mengumpulkan informasi lebih lengkap lagi terkait kabar penyanderaan kembali warga negara Indonesia yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Menteri Sekertaris Kabinet, Pramono Anung mengaku optimistis dapat menyelesaikan masalah ini.
Alasannya kata dia, pemerintah Indonesia sudah memiliki pengalaman pada dua kali penyanderaan sebelumnya.
"Pertama, pemerintah ingin memastikan kebenaran dari informasi tersebut. Dan karena kita sudah punya pengalaman 2 kali proses pembebasan. Kita sudah mempunyai networking terhadap hal itu," ujar Menteri Sekertaris Kabinet, Pramono Anung kepada wartawan di Kantor Presiden, Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/06).
Kata dia, koordinasi dengan pemerintah Filipina dan Malaysia akan terus dilanjutkan dengan beredarnya informasi tersebut. Dengan begitu kata dia, langkah-langkah atau pilihan yang bakal diambil pemerintah nantinya akan di koordinasikan dengan kedua negara tetangga tersebut.
"langkah-langkah yang harus ditempuh dengan Presiden meminta kepada panglima TNI pada waktu itu bersama dengan panglima tentara Malaysia dan Filipina dan juga Menteri Luar Negeri. Maka koordinasi itu juga bakal tetap dilanjutkan. Apa langkah berikutnya, tentunya pemerintah ingin data yang lebih lengkap. Kemudian baru mengambil langkah yg diperlukan." Ujar Pramono.
Sebelumnya, Kelompok militan Abu Sayyaf menyandera warga negara Indonesia. Menurut informasi, awak anak buah kapal Charles di bawah naungan PT Rusianto Bersaudara yang disandera oleh kelompok ekstrimis tersebut.
Terdapat 13 kru kapal tersebut, namun kelompok tersebut hanya menyandera 7 orang saja, sedangkan sisanya dibiarkan kembali berlayar ke Tarakan. Laporan tersebut didapat pertama kali oleh istri dari salah satu awak kapal atas nama Dian Megawati Ahmad, yang saat ini suaminya menjadi salah satu sandera atas nama Sofyan sebagai juru mudi.
Editor: Rony Sitanggang