HEADLINE

Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Gatot Nurmantyo Jadi Calon Tunggal Panglima TNI

"Namun ketika ditanya apakah pencalonan Gatot ini melibatkan KPK, PPATK, dan Komnas HAM pihak Istana enggan menjawabnya."

Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih Gatot Nurmantyo Jadi Calon Tunggal Panglima TNI
Presiden RI Joko Widodo. (Danny Setiawan/KBR)

KBR, Jakarta - Pihak Istana mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo mencalonkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal Panglima TNI. Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gatot dinilai sesuai untuk mengomando perubahan geopolitik, geoekonomi dan geostrategi kawasan yang diingkankan Jokowi.

"Dengan mempertimbangkan kepentingan pengembangan penguatan organisasi TNI dalam menghadapi perubahan geopolitik, geoekonomi dan geostrategi kawasan," kata Pratikno.


Pratikno menambahkan, Jokowi tidak mengikuti aturan rotasi matra karena merasa organisasi TNI sudah matang. Sehingga baik kepala staf angkatan darat, laut, dan udara dianggap bisa menerima pilihan Jokowi itu. Pratikno juga berharap antar matra bisa mengerjakan tugas angkatan bersenjata secara terpadu.


"TNI merupakan organisasi yang sudah dewasa dan sudah matang. Oleh karena itu Presiden sangat yakin dari matra apa pun akan bisa diterima dan sekaligus mengayomi mitra-mitra yang lain apalagi kalau merujuk pada nawacita. Dalam nawacita juga ditegaskan pentingnya pengembangan trimarta-trimarta terpadu. Apa pun agendanya terkait angkatan bersenjata itu dilakukan secara terpadu oleh tiga matra itu," ujarnya.


Namun ketika ditanya apakah pencalonan Gatot ini melibatkan KPK, PPATK, dan Komnas HAM pihak Istana enggan menjawabnya.


"Sudahlah. Hormati pilihan presiden," kata Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki. ?




Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • Panglima TNI
  • Kepala Staf TNI Angkatan Darat
  • Gatot Nurmantyo
  • Menteri Sekretaris Negara Pratikno
  • Presiden Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!