OPINI

Geger Rupiah

Ilustrasi: Pelemahan Rupiah terhadap US Dolar

Banyak orang mulai waswas dengan nilai tukar mata uang rupiah yang terus melemah dalam beberapa pekan terakhir. Kemarin, nilai tukar rupiah sudah mencapai Rp14.042 terhadap dolar Amerika Serikat. Ini yang terendah sejak akhir 2015 lalu. Pelemahan diperkirakan masih akan berlanjut, bahkan ada yang menyebut berpotensi hingga akhir Mei.

Rupiah juga memenuhi gunjingan di media sosial. Sebagian besar kecewa terhadap pemerintah yang tak kunjung membuat rupiah stabil, atau karena memang bermaksud menekan pemerintah karena kepentingan politik pemilu presiden 2019. Sebagian ada yang berharap rupiah terus anjlok agar tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan saat ini terus melemah.

Dari media massa kita membaca analisa para ekonomi; pelemahan rupiah disebabkan karena faktor eksternal. Apalagi, fluktuasi rupiah saat ini masih sangat bergantung perkembangan ekonomi negara maju. Adanya kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat The Fed kembali menaikkan suku bunga untuk kali keempat dalam satu tahun membuat pasar bereaksi positif, sehingga dolar menguat. Akibatnya sebagian besar mata uang dunia jeblok, termasuk rupiah. Banyak negara lain yang mengalami depresiasi mata uang lebih parah dari Indonesia.

Faktor lain yang turut memperburuk rupiah adalah pembagian dividen emiten pada kuartal 2 tahun ini yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap dolar. Penyebab lain yang kerap tidak bisa dihindari adalah ekspektasi pelaku pasar yang tidak rasional. Demi mengurangi risiko keuangan, banyak yang memutuskan menjual investasi dan membeli mata uang asing.

Kepanikan pasar gampang menular, terutama jika pemerintah salah atau tidak percaya diri dalam mengambil kebijakan. 

Kita berharap publik tidak mudah geger melihat melemahnya rupiah. Banyak orang membuat analisa ngawur mengenai kondisi ini, seolah-olah sudah begitu gawat seperti di masa krisis. Jangan sampai ikut-ikutan mempolitisasi rupiah. Kita juga berharap pemerintah waspada terhadap berbagai dampak pelemahan rupiah. 

  • pelemahan rupiah
  • The Fed
  • fluktuasi rupiah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!