Menurut Ruminio, penjagaan ini sebagai bentuk perlindungan pada aset kampus sebagai institusi pendidikan.
“Acara bedah buku ini kan termasuk kegiatan akademik. Awalnya kita tidak melakukan pengamanan, ini otoritas kampus. Tetapi dari hasil personil kami di lapangan dan laporan serta permintaan rektor IAIN Surakarta bahwa ada kelompok tertentu yang mengancam acara bedah buku ini, maka kami melakukan pengamanan," kata Kapolres Sukoharjo, Ruminio Ardano, Selasa (09/05).
Ruminio melanjutkan, "ada personil gabungan dari polisi dan TNI, jumlah total sekitar 1000 orang. Didukung Polda Jateng, Polres Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan sebagainya. Ini kan kampus, aset pendidikan, melindungi kegiatan mahasiswa, dosen, rektorat, gedung-gedung kampus, hingga kegiatan di kampus. Ini sasaran kami untuk dilindungi.”
Sementara itu penulis Buku "Islam Tuhan, Islam Manusia", Haidar Bagir mengatakan buku karya intelektual.
“Ya semoga acara ini sebagai simbol perlawanan pada kelompok tertentu yang mencoba memasung kemerdekaan berpikir. IAIN Surakarta mampu melawan mereka. Buku karya intelektual. Kenapa buku ini saya beri judul "Islam Tuhan, Islam Manusia?" Bagi saya istilah judul ini paling tidak kontroversial. Inti buku ini, Islam sebagai ajaran dari Tuhan ternyata ditafsirkan berbeda oleh manusia. Tidak ada satupun manusia yang mampu menyerap 100 persen konsep Islam yang dikehendaki Tuhan.”
Acara bedah buku yang semula dijadwalkan selama 5 jam dikurangi menjadi 3 jam. Deretan polisi dan TNI berjajar mengamankan kampus IAIN dengan penjagaan ketat. Kendaraan taktis, lapis baja, hingga kawat berduri disiapkan di sekitar kampus. Setiap orang yang masuk ke kampus diperiksa identitasnya, termasuk Kartu Tanda Mahasiswa.
Sementara itu, ratusan orang dari ormas Islam hanya bisa berorasi di luar kompleks kampus IAIN. Mereka meyatakan diri berasal dari MUI Surakarta, Dewan Syariah Kota Surakarta, Aliansi Nasional Anti Syiah, dan lain-lain. Secara bergantian perwakilan peserta unjuk rasa melakukan orasi. Mereka menuntut pembatalan dan pembubaran acara bedah buku tersebut.
Editor: Rony Sitanggang