HEADLINE

Kajian Kelayakan Pengeboran Tahap II Lapindo Selesai Pekan Depan

"Dokumen dan rekomendasi akan diserahkan ke Gubernur Soekarwo pada awal Juni atau pekan depan."

Kajian Kelayakan Pengeboran Tahap II Lapindo Selesai Pekan Depan
Genangan lumpur yang menyembur dekat lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Sumur Gas Banjarpanji. Foto:bbk.go.id

KBR, Jakarta- Tim Kajian Kelayakan Teknis dan Sosial dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya segera menyerahkan hasil penelitian mengenai layak tidaknya PT Lapindo Brantas melakukan kegiatan pengeboran gas tahap kedua. 

Dokumen dan rekomendasi akan diserahkan ke Gubernur Soekarwo pada awal Juni atau pekan depan.

Tim ini mendapat tugas dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo sejak Maret lalu. Ketua Tim Kajian dari ITS, Amien Widodo mengatakan penelitian sudah hampir berakhir dan akan segera diserahkan kepada Gubernur Jawa Timur. 

Amien merupakan Ketua Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan di ITS. Ia menyebutkan dari data awal lahan yang bakal dijadikan lokasi pengeboran kedua oleh PT Lapindo itu mengalami dampak penurunan tanah karena semburan Lumpur Lapindo pada Mei 2006. 

"Sudah 99 persen. Ya nanti yang merilis yang berhak merilis itu gubernur. Yang kita presentasikan di awal, itu memang terjadi penurunan, masih dinamik terpengaruh oleh semburan lumpur. Kita pernah mengukur pada 2006, 2010, lalu 2016 kita ukur ternyata turun. Angkanya baru diverifikasi," kata Amien Widodo kepada KBR, Senin (30/5/2016).

Ketua Tim Kajian dari ITS, Amien Widodo menambahkan selain mengalami penurunan permukaan tanah, tim juga meneliti mengenai kondisi bawah permukaan atau retakan di bawah permukaan serta kondisi sosial masyarakat. 

Pada awal tahun ini, PT Lapindo Brantas berencana melakukan pengeboran baru tambang gas di tiga desa, yaitu Desa Kalidawir, Banjarsari dan Kedungbanteng. Lokasi tambang seluas 4000 meter persegi, berada di selatan kawasan semburan lumpur Lapindo. Karena mendapat penolakan dari publik, Kementerian Energi menghentikan rencana pengeboran itu. 

Pasca penolakan itu, pemerintah provinsi Jawa Timur membentuk tim melibatkan pakar dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya untuk meneliti kelayakan lokasi tambang tersebut. 


Editor: Malika

  • lumpur lapindo
  • ITS
  • PT Lapindo Brantas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!