HEADLINE

Bulan Depan LAPAN Luncurkan Satelit 100 Persen Buatan Lokal

""Satelit ini akan mengelilingi Bumi 14 kali dalam satu hari, melintasi Indonesia empat kali sehari, dari ketinggian orbit 500 kilometer," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin."

Ade Irmansyah

Bulan Depan LAPAN Luncurkan Satelit 100 Persen Buatan Lokal
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin. (Foto: www.lapan.go.id)

KBR, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bakal meluncurkan satelit pada pekan terakhir bulan Juni mendatang.


Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan satelit yang diberi nama Satelit LAPAN A3/LAPAN-IPB itu murni 100 persen karya anak negeri. Satelit itu dibuat LAPAN bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).


Satelit LAPAN A3 atau Satelit LAPAN-IPB itu akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Sriharikota, India pada akhir Juni.


"Satelit generasi ketiga ini murni dibuat di fasilitas LAPAN di Ranca Bungur, Bogor. Pengujiannya melibatkan LIPI juga. Pada awal Mei sudah dikirim ke India. Semula ditargetkan meluncur 10 Juni tapi ada pergeseran, jadi kemungkinan pada pekan terakhir bulan Juni," kata Thomas Djamaluddin kepada wartawan usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (18/5/2016).


Pembuatan Satelit LAPAN-IPB itu menghabiskan dana sebanyak 60 miliar rupiah. Peluncuran satelit itu memiliki empat misi. Diantaranya pemantauan lahan khusus untuk lahan pertanian. Misi kedua adalah pemantauan kapal di seluruh perairan Indonesia.


Misi ketiga adalah misi keilmuan untuk mengukur medan magnet bumi. Sedangkan misi keempat adalah uji eksperimen peralatan yang sedang dikembangkan oleh para ahli LAPAN.


"Satelit ini orbitnya akan berada di orbit Polar, mengelilingi Bumi sebanyak 14 kali dalam satu hari dan melintasi Indonesia empat kali sehari, yaitu dua kali siang dan dua kali malam. Ketinggian orbitnya 500 kilometer. Dengan begitu nantinya satelit ini bisa memantau lahan pertanian yang kemudian diekstrak (diolah) oleh IPB," kata Thomas Djamaluddin.


"Satelit ini juga bisa memantau 2,4 juta kapal secara global. Dan perpaduan A2 dan A3 nanti informasinya jadi semakin lengkap," lanjut Thomas.


Satelit yang mengorbit pada orbit polar merupakan satelit yang mempunyai penyimpangan sebesar 90 derajat dari orbit geostasioner. Satelit berorbit polar sangat bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi karena satelit mengorbit dalam arah utara-selatan, sedangkan bumi berputar dalam arah timur-barat.


Karena itu satelit berorbit polar akan dapat “menyapu” seluruh permukaan bumi. Karena alasan tersebut maka satelit pemantau longkungan global seperti satelit inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar.

 

Thomas Djamaluddin yang juga menjadi profesor riset Astronomi dan Astrofisika di LAPAN itu menambahkan, Satelit LAPAN A3 memiliki berat 108 kilogram atau jauh lebih berat jika dibandingkan dengan Satelit LAPAN A2 (Orari) yang hanya 78 kilogram.


LAPAN pertama kali meluncurkan satelit pertama pada 2007. Bekerjasama dengan Technische Universität (TU) Berlin Jerman, LAPAN membuat mikrosatelit bernama LAPAN TUBSAT atau LAPAN A1 seberat 57.


Selang delapan tahun kemudian pada September 2015, LAPAN menerbangkan kembali satelit kedua yaitu LAPAN A2/ORARI. Tahun ini LAPAN bekerjasama dengan IPB akan meluncurkan satelit generasi ketiga seri A yaitu LAPAN A3/LAPAN-IPB.


Editor: Agus Luqman 

  • LAPAN
  • satelit
  • Thomas Djamaluddin
  • mikrosatelit
  • antariksa

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!