HEADLINE

Penolakan Rohingya, Penghinaan Bagi Kemanusiaan

Anak-anak Rohingya di pengungsian di Aceh. Foto: KBR/Erwin Jalaludin
Anak-anak Rohingya di pengungsian di Aceh. Foto: KBR/Erwin Jalaludin

KBR, Jakarta - Aktivis Human Right Watch, Andreas Harsono menyayangkan keputusan Pemerintah Indonesia untuk tidak menerima para pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia melalui Pantai Aceh Utara tersebut. Menurut dia, seharusnya Indonesia menunjukkan rasa solidaritas sesama bangsa Asia dalam peristiwa ini.

"Indonesia harusnya menerima mereka, memberikan penginapan, makan, minum, kesehatan. Bukannya diusir dari perairan Indonesia, itu berbahaya sekali.Saat ini ada 3 negara yang mengusir Rohingya, termasuk Indonesia. Ini betul-betul penghinaan yang luar biasa bukan hanya kepada kemanusiaan, tapi juga ke solidaritas sesama asia, itu omong kosong kalau mereka diusir," jelas Andreas kepada KBR68H, Jakarta, Kamis (14/5/2015).


Menurut dia, pemerintah tidak boleh menutup mata akan hal ini. Lantaran, kata dia, saat ini kondisi para imigran tersebut sudah sangat memprihatinkan. Apalagi, kata dia, masih banyak para imigran Rohingya yang terkatung-katung nasibnya di laut lepas.
Sebelumnya, TNI tegaskan pemerintah menolak imigran asal Myanmar dan Bangladesh yang kini masih di perairan Selat Malaka, berlabuh di wilayah Indonesia. Juru bicara TNI Fuad Basya mengatakan siapapun yang ingin masuk ke wilayah Indonesia, harus memiliki dokumen yang sah. Meski begitu Fuad mengklaim telah memberikan pasokan bahan bakar, logistik, air bersih, dan obat-obatan ke dalam kapal tersebut. 

Editor: Malika

  • rohingya
  • penolakan rohingya
  • Human Right Watch
  • Andreas Harsono
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!