OPINI ANDA
Menanti Sanksi FIFA
"Beri waktu pada Indonesia untuk membenahi organisasi sepak bolanya. Pada akhirnya nanti, Indonesia bisa turut berkompetisi dalam ajang internasional. "
KBR
Indonesia terancam sanksi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
Konon hari ini batas waktunya. Dampak dari sanksi sepak bola Indonesia tak bisa berkiprah di dunia internasional.
Ancaman sanksi FIFA ini muncul setelah Menteri Pemuda
dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membekukan PSSI. FIFA menilai pemerintah terlalu ikut
campur dalam urusan sepak bola Indonesia. Padahal sanksi dijatuhkan pemerintah lantaran PSSI tak mengindahkan
teguran agar PSSI memerintahkan Arema Cronus dan
Persebaya Surabaya untuk memenuhi permintaan Badan Olahraga Profesional
Indonesia (BOPI). Sanksi pemerintah terhadap PSSI, dibalas ancaman sanksi FIFA
terhadap Indonesia.
Di lain sisi, FIFA kini tengah menjadi sorotan lantaran
ditangkapnya sejumlah petingginya atas dugaan korupsi. Sayang sekali, lembaga
olahraga yang mestinya menjunjung tinggi sportifitas, petingginya malah terjebak
dalam godaan uang. Jumlahnya pun tak main-main. Karena itu muncul keraguan, sanksi FIFA ini
jangan-jangan berurusan dengan uang pula? Petinggi yang tak punya integritas,
pada akhirnya mencederai kewibaan lembaga.
Pemerintah sudah bersikap, kompetisi antar daerah tetap
dilakukan sebagai dasar untuk terus mengasah kemampuan, mencari bibit
pemain
berbakat dan meningkatkan prestasi. Dan jangan lupakan pembenahan demi
menata organisasi sepak bola yang sehat dan dipercaya masyarakat. Absen
dari
kompetisi internasional bisa dilihat sebagai peluang untuk melakukan
pembenahan. Itulah yang
memang mestinya dilihat juga oleh lembaga dunia itu. Beri waktu pada
Indonesia
untuk membenahi organisasi sepak bolanya. Pada akhirnya nanti, Indonesia
bisa turut berkompetisi dalam ajang
internasional.
- FIFA
- PSSI
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!