HEADLINE

Diminta Jokowi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Bangun Kereta Layang Tahun Ini

Kereta Layang/ Foto: Antara

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Gubernur DKI Jakarta segera melakukan groundbreaking  kereta layang (Light Rail Transit) pada tahun ini. Hal ini disampaikan saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok datang ke Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (15/5/2015). 

Gubernur Ahok mengatakan Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan transportasi massal di Jakarta. Sebagai langkah tindak lanjut, Pemerintah Jakarta akan melakukan lelang pada Juni nanti. Nantinya kereta layang ini melayani tujuh rute salah satunya Pantai Indah Kapuk - Bandara Soekarno Hatta. 

"Kita ada 7 rute. Deponya di Kelapa Gading, tanahnya milik Kementerian Pekerjaan Umum. Kerjasama dengan PT Jakpro. Itu Kelapa Gading menuju Kebayoran Lama. Dari Pantai Indah Kapuk - Bandara Soekarno Hatta sampai Kemayoran masuk ke Kebon Sirih, nanti ketemu di sana. Terus rute dari Kebayoran Baru ke Tanah Abang," kata Ahok di Istana Kepresidenan Jakarta. 

Ahok mengaku tidak ingat persis tujuh rute yang akan segera dibangun. "Tapi kajiannya sudah lengkap kok."

Pemerintah Jakarta menyiapkan anggaran sekitar Rp 35 triliun untuk pembangunan tujuh rute LRT tersebut. Namun yang akan dibangun adalah satu rute terlebih dahulu. Pembangunan satu rute tersebut memakan biaya Rp 8 triliun. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

"Anggaran kira-kira kalau bangun 7 koridor 70 km Rp 35 triliun. Kita akan mulai satu dulu. Satu kira-kira Rp 8 triliun. Rute yang dari deponya dulu. Deponya sanggup menaruh 35 set kereta.  Satu set kereta 3 gerbong, bisa muat 628 org seperti di jepang," tambahnya. 

Dia berharap pembangunan kereta layang ini akan selesai pada 2018 mendatang.  

  • kereta layang
  • pembangunan kereta layang
  • LRT
  • Jakarta
  • Ahok

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!