BERITA

Mutasi Virus India Masuk Indonesia, Testing dan Tracing Harus Ditingkatkan

"Masa karantina terhadap warga asing yang masuk Indonesia disarankan untuk diperpanjang, dari 14 hari menjadi 21 hari atau tiga pekan."

Heru Haetami, Yovinka Ayu

Mutasi Virus India Masuk Indonesia, Testing dan Tracing Harus Ditingkatkan
Suasana Hotel Holiday Inn Jl Gajah Mada, Jakarta, tempat karantina bagi ratusan warga asing yang masuk Indonesia, Minggu (25/4/2021). (Foto: ANTARA/Reno Esnir)

KBR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengingatkan pemerintah untuk tetap meningkatkan upaya pelacakan alias tracing kasus COVID-19, menyusul adanya dugaan varian virus asal India sudah masuk ke Indonesia.

"Kita tidak boleh berhenti untuk tetap mengedepankan peningkatan testing, tracing. Merekrut sebanyak-banyaknya tracer. Apalagi kita tahu sekarang ada mutasi virus, maka tracer-tracer, petugas-petugas tracing di lapangan juga harus berpikir untuk kemungkinan surveilans biomolekuler atau sequencing genome. Itu juga perlu menjadi perhatian, berkaitan dengan mutasi yang kemarin sudah disampaikan menteri kesehatan, ada 10 orang diperiksa dari India dan kemungkinan membawa virus mutasi," kata Adib dalam diskusi daring, Selasa (27/4/2021).

Adib Khumaidi mengatakan ledakan kasus yang terjadi di India mesti menjadi perhatian di Indonesia. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat tidak boleh lengah. Apalagi ada sejumlah kelonggaran selama Ramadan dan jelang Idulfitri yang berpotensi menimbulkan tambahan kasus.

"Kita menghadapi lebaran. Jangan sampai pascalebaran menjadi kondisi yang akan terjadi seperti halnya kita di bulan Desember dan Januari lalu," katanya.

Karantina 21 Hari

Di lain pihak, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, pelaksanaan testing, tracing, treatment (3T) yang dilakukan pemerintah stabil menuju rendah.

Menurutnya, upaya pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia belum maksimal, meskipun angka positivity rate-nya menurun.

“Walaupun tes positivity rate ini menurun, tapi berapa pun kalau di atas 10 persen artinya pandemi tidak terkendali. Berapa pun itu nilainya, positivity rate di atas 10 persen itu berarti kita masuk dalam kategori community transmission-nya memang jelas, bahwa sebagian besar kasus tidak bisa kita deteksi asal muasal sumbernya,” kata Dicky Budiman saat dihubungi KBR, Selasa (27/4/2021).

Dicky Budiman menilai, kualitas dan kuantitas dari 3T di tanah air belum sesuai dengan skala penduduk maupun peningkatan pandemi.

Ia menyarankan penguatan 3T, vaksinasi, dan protokol kesehatan 5M kepada komunitas masyarakat guna menghindari penyebaran mutasi virus corona yang meluas.

Ia juga menyarankan pengawasan di pintu masuk negara diperkuat, serta penambahan masa karantina WNI asal India dari 14 hari menjadi 21 hari.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 10 orang Indonesia terpapar varian baru virus Corona dari India. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, enam diantaranya tertular dari luar negeri, sedangkan empat orang lainnya tertular melalui transmisi lokal.

Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • pandemi
  • #satgascovid19
  • IDI
  • India
  • Lebaran 2021
  • mudik
  • mutasi virus
  • epidemiolog

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!