BERITA

Kemenkes: Bukan Kehabisan Vaksin, Tapi Stok Terbatas

Kemenkes: Bukan Kehabisan Vaksin, Tapi Stok Terbatas

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan menegaskan Indonesia tidak kehabisan persediaan vaksin COVID-19, melainkan jumlah vaksin terbatas.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini total vaksin yang beredar adalah 8-10 juta dosis. Sedangkan, stok bahan baku vaksin yang menunggu proses pengolahan di PT Bio Farma juga masih banyak.

"Masih ada 26 juta sedang diproses di PT Bio Farma. Jadi kita ini bukannya stok vaksin habis, tapi terbatas. Terbatas dalam arti bahwa rencana awal di bulan April itu kan ada dua sumber vaksin yaitu dari Sinovac buatan Bio Farma dan AstraZeneca. Tapi kan kemudian yang AstraZeneca tidak ada, ditunda pengirimannya. Sehingga tidak sesuai dengan rencana awal kita," kata Nadia kepada KBR, Rabu (28/4/2021).

Nadia menyebut, kecepatan penyuntikan vaksin per hari saat ini menurun dari 500 ribu dosis menjadi 300-400 ribu dosis per hari. Nadia berharap, kecepatan penyuntikan kembali meningkat setelah kedatangan 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca pada Senin malam kemarin.

Nadia menjelaskan, saat ini pemrosesan vaksin di Bio Farma butuh waktu sebulan, dari mulai pengolahan bahan baku sampai menjadi vaksin siap edar. Menurutnya, PT Bio Farma dapat memproduksi rata-rata 3 juta dosis tiap minggu.

"Kalau 3 juta dosis itu per minggu, tapi itu ada proses-proses dimana mereka harus lulus proses sampling dari Badan POM. Kemudian produksinya sendiri. Tapi kemampuan dia untuk produksi vaksin kurang lebih antara 3 juta per minggu, per minggu sampai 10 hari," kata Nadia.

Editor: Agus Luqman

  • Vaksinasi Covid-19
  • COVID-19
  • pandemi
  • Kemenkes
  • vaksin
  • vaksin merah putih
  • AstraZeneca
  • Sinofac
  • bio farma

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!