BERITA

Tak Hanya Fokus ke Kota Besar, Pemerintah Diminta Perhatikan Penanganan Covid-19 di Desa

""Kapasitas kesehatan per jumlah penduduk di desa jauh lebih kecil daripada yang ada di kota. Jadi harus dijaga jangan sampai desa kena.""

Wahyu Setiawan

Tak Hanya Fokus ke Kota Besar, Pemerintah Diminta Perhatikan Penanganan Covid-19 di Desa
Petugas memeriksa warga yang akan keluar zona isolasi wilayah di Desa Jabalsari, Tulungagung, Jatim, Minggu (26/4). (Antara/Destyan)

KBR, Jakarta - Pemerintah diminta memperhatikan fasilitas penanganan Covid-19 di pedesaan. Bekas Ketua Komisi Nasional Flu Burung 2006-2010 Bayu Krishnamurti mengatakan,  Jika wabah melanda kawasan desa tanpa tertangani dengan baik, dampaknya akan berpengaruh besar terhadap kondisi pangan di kota besar.

Menurutnya, kota-kota besar dengan fasilitas kesehatan mumpuni saja saat ini kewalahan dalam menangani pasien Covid-19. Apalagi di desa yang fasilitas kesehatannya terbatas.

"Kapasitas kesehatan per jumlah penduduk di desa jauh lebih kecil daripada yang ada di kota. Jadi harus dijaga jangan sampai desa kena. Bukan hanya sekadar masalah kesehatannya, begitu desa kena maka berikutnya dari desa adalah pangan. Kalau sampai desa kena maka kita semua termasuk yang ada di kota akan menghadapi masalah yang sangat-sangat serius," kata Bayu dalam sebuah diskusi daring, Selasa (28/4/2020).

Bayu menyebut, masalah pangan menjadi prioritas yang harus diselesaikan dalam wabah ini. Terutama di saat beberapa daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebutuhan pangan warga harus dipenuhi.

Menanggapi itu, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, dalam kesempatan sama, juga membenarkan. Ketersedian pangan berperan penting dalam penanganan wabah. Saat sejumlah daerah di Tiongkok menerapkan lockdown, kata dia, pemerintah pusat dan daerah bersatu-padu memenuhi kebutuhan pangan warganya.

"Lockdown itu orang tidak bisa ke mana-mana, hanya di rumah saja. Tetapi untuk logistiknya dipenuhi sepenuhnya oleh pemerintah sentral maupun provinsi-provinsi," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar meminta jajaran di daerah melakukan pemetaan terhadap desa yang masih produktif selama wabah Covid-19. Ia mengklaim, banyak desa-desa di Jawa yang tidak terdampak wabah ini.

Untuk itu ia meminta agar pemerintah daerah melakukan proteksi dan memfasilitasi agar kegiatan perekonomian desa-desa tersebut tetap berjalan di tengah krisis saat pandemi Covid-19.

"(Pusat) kabupaten hampir seluruh Indonesia sudah terdampak, tapi kalau desa insyaAllah masih banyak kita temukan (yang belum terdampak). Nah ini yang perlu kita proteksi betul supaya mereka pada posisi yang aman. Dan kalau ibarat sebuah keluarga kalau ada anaknya sakit, ya harus kita perhatikan anaknya supaya segera sembuh, tapi jangan lupa yang sehat juga harus diperhatikan. Nah kira-kira begitulah analoginya ," ujar Abdul Halim dalam kanal 'Koordinasi OMS/LSM dengan Gugus Tugas Pusat, Daerah dan Desa untuk PSBB', Selasa (14/4/2020).  

Berita Terkait:

    <li><a href="https://kbr.id/berita/internasional/04-2020/jika_covid_19_menyebar_ke_desa__pasokan_pangan_bisa_terganggu/102809.html">Jika Covid-19 Menyebar ke Desa, Pasokan Pangan Bisa Terganggu</a></li>
    
    <li><a href="https://kbr.id/nasional/04-2020/banyak_orang_mudik__covid_19_mungkin_sudah_masuk_kampung/102814.html">Banyak Orang Mudik, Covid-19 Mungkin Sudah Masuk Kampung</a></li></ul>
    

    Editor: Rony Sitanggang

  • dana desa
  • COVID-19
  • desa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!