OPINI

Janji Tak Biasa

Ilustrasi: Energi terbarukan

Dari Kalimantan Barat, salah satu calon pasangan yang akan berlaga di Pilkada tahun ini memilih janji berbeda: mendorong pembangunan energi terbarukan. Secara politis, ini jelas langkah tak biasa karena umumnya calon kepala daerah menebar janji di isu populis; kesejahteraan, lapangan pekerjaan, kesehatan, pendidikan, infrastruktur atau pemekaran wilayah. Soal energi, meski sangat penting, jarang dilirik sebagai bahan kampanye.

Dewan Energi Nasional beberapa kali mendorong pemerintah meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. Sebab target pemanfaatan Energi Terbarukan yang 10,4 persen saja tak kunjung tercapai. Padahal pada 2025 diharapkan pemanfaatannya bakal sampai 23 persen.

Sementara itu, laporan Global Subsidies Intiatives menunjukkan kalau Indonesia mesti punya kebijakan baru jika ingin mencapai target. Sebab di lapangan seperti tidak ada langkah serius untuk transisi ke energi terbarukan. Misalnya, masih ada subsidi untuk bahan bakar fosil seperti batubara. Sementara PLN belum punya banyak pengetahuan untuk mendorong transisi ini. Dunia membuktikan energi terbarukan itu investasi yang sungguh penting. Di Amerika dan Australia, energi terbarukan sudah jadi materi kampanye politik. Dan di Denmark, energi angin adalah sumber energi termurah. Indonesia punya sumber yang jauh lebih banyak dan potensi yang lebih besar - angin, surya, biomassa, sampai panas bumi.

Ketika soal energi menjadi janji politik, ini menguntungkan kita. Sebab janji politik calon terpilih bisa dibahas dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Yang artinya, bisa ditagih, dikawal dan diawasi bersama. Publik perlu terus mendorong calon pemimpinnya untuk berani masuk ke isu yang mungkin tak populer dan tak segera terasa, tapi penting bagi masa depan rakyat. Karena di situlah kualitas seorang pemimpin diuji. 

  • energi terbarukan
  • #Pilkada2018
  • Kalimantan Barat
  • janji politik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!