HEADLINE

Alasan Petani Teluk Jambe Karawang Kubur Diri di Depan Istana

""Kami menagih janji reforma agraria yang selalu digembar gemborkan presiden di setiap pidatonya,""

Alasan Petani Teluk Jambe Karawang Kubur Diri di Depan Istana
Petani Teluk Jambe Karawang mengubur diri di depan istana presiden, Selasa (25/04). (Foto: KBR/Eli K.)


KBR, Jakarta- Sebanyak 400an petani Teluk Jambe, Karawang Jawa Barat menuntut pemerintah mengembalikan tanah mereka, di Desa Wanajaya, Karawang. Lahan yang diklaim warga saat ini masuk dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGB) PT Pertiwi Lestari seluas 791 hektar.

Ketua Serikat Tani Teluk Jambe Bersatu (STTB), Maman Nuryawan mengatakan tanah di Wanajaya merupakan hak warga. Warga, ujarnya sudah menggarap tanah warisan Belanda itu selama puluhan tahun. Petani juga mengantongi berbagai surat yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah. Salah satunya Surat Keterangan Desa (SKD), dan Surat Keterangan Tanah Terlantar dari BPN Karawang.


"Tuntutan kami adalah pemerintah mengembalikan masyarakat tani ke asal semula dan mencabut HGB PT PL karena nyata-nyata pertemuan dengan komisi II dan bupati itu dicabut. Tapi jelas-jelas Pemkab Karawang tidak bisa melakukan itu. Kami kecewa," ujarnya kepada KBR di depan Istana Merdeka, Selasa (25/4/2017).


Maman mendesak Presiden Joko Widodo bertindak terkait sengketa agraria tersebut. Pasalnya saat ini petani Wanajaya yang mengungsi ke Jakarta sudah hidup terlunta-lunta. Bahkan puluhan anak mereka harus putus sekolah karena persoalan ini.


"Aksi ini salah satu bentuk protes kami terhadap pemerintah, terhadap Presiden Jokowi. Kami menagih janji reforma agraria yang selalu digembar gemborkan presiden di setiap pidatonya," tulis Maman dalam siaran persnya.


Aksi kubur diri petani Teluk Jambe diikuti lima petani yang mengubur diri dari kaki   hingga leher. Aksi dimulai pukul 08.30 WIB dari Masjid Muhammadiyah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hingga berita ini diturunkan, belasan warga rencananya akan bertemu dengan Kantor Staf Presiden (KSP) pukul 14.00 WIB.


Editor: Rony Sitanggang

  • sengketa lahan teluk jambe karawang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!