HEADLINE

Tragedi 65, Kemendikbud Tinjau Materi Buku Sejarah

""Kita memang lagi review pelurusan sejarah. Bukan saja 65, nanti seakan-akan masalah kita hanya 65 saja.""

Ria Apriyani

Tragedi 65, Kemendikbud Tinjau Materi Buku Sejarah
Mendikbud Anis Baswedan. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menolak berkomentar soal stigma buruk terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) di buku pelajaran sejarah. Menurut dia, hal itu bukan tanggungjawabnya karena saat ini Kemendikbud masih menggunakan kurikulum yang dibuat di bawah menteri pendahulunya, Mohammad Nuh.

"Itu peninggalan masa lalu. Ketika dulu ada pesan-pesan yang mau disampaikan mungkin. Kalau yang itu jangan saya yang jawab karena saya belum tugas di sini,"ujar Anies di gedung DPR, Kamis(21/4/2016).


Ia mengakui saat ini kementeriannya sedang melakukan peninjauan ulang penulisan materi sejarah di buku pelajaran. Menurutnya, isi buku sejarah selama ini fokus pada konflik dan perang. Namun, ia menolak memfokuskan penulisan ulang sejarah ini ke kasus 1965/1966.


"Kita memang lagi review pelurusan sejarah. Bukan saja 65, nanti seakan-akan masalah kita hanya 65 saja."


Saat ini, bagian kurikulum Kemendikbud sedang berkordinasi dengan Direktorat Sejarah. Pelurusan sejarah ini masuk dalam agenda penyusunan kurikulum pengganti kurikulum 2013.


Pada simposium nasional "Membedah Tragedi 65/66" kemarin, psikolog Idhamsyah Eka Putra menyebut buku bahan ajar Kemendikbud turut sumbang stigma negatif bagi para PKI. Salah satu contohnya adalah tulisan mengenai pebubaran PKI yang mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia. Padahal, menurut dia sulit membuktikan hal itu,


Sejarawan Yosef Djakababa menyarankan sejarah mengenai peristiwa 1965 dibagi mejadi 3 bagian. Menurutnya selama ini penyampaian materi mengenai peristiwa ini belum lengkap. Penyampaian materi harus diawali dari peristiwa sebelum 1 Oktober, saat 1 Oktober, dan pasca tanggal tersebut. Tiga bagian ini tidak bisa dilepaskan juga dari konteks politik internasional kala itu.


Editor: Rony Sitanggang

  • tragedi65
  • simposium 65
  • anis baswedan
  • buku sejarah

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!