HEADLINE

Soal Abu Sayyaf, Indonesia Bisa Dorong Negosiasi Ulang Lewat ASEAN

"Menurut Pengamat terorisme, Taufik Andri, dalam konvensi tersebut diperbolehkan adanya penanganan aksi terorisme bersama antar negara. "

Soal Abu Sayyaf, Indonesia Bisa Dorong Negosiasi Ulang Lewat ASEAN
Armada TNI AL KRI Teluk Lampung bersandar di Dermaga TNI AL Mamburungan, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (31/3). TNI menyiagakan armada dan pasukan tempur di Tarakan, Kalimantan Utara, terkait perist

KBR, Jakarta - Pemerintah Indonesia bisa mendorong negosiasi ulang dengan menggunakan konvensi Asean soal terorisme yang disetujui 2007 silam dalam penyelamatan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Menurut Pengamat terorisme, Taufik Andri, dalam konvensi tersebut diperbolehkan adanya penanganan aksi terorisme bersama antar negara. Meskipun, sampai saat ini belum ada kejadian dua negara melakukan operasi militer bersama.

"Bisa dikesampingkan dalam tanda kutip konstitusi Filipina, kalau menyadari ada ASEAN Convention On Counter Terrorism atau  Konvensi Asean soal Terorisme, yang disetujui oleh ASEAN pada 2007 yang membolehkan mereka melakukan latihan bersama, patroli bersama bahkan penanganan bersama. Mungkin perlu juga negosiasi ulang dengan Filipina," kata Taufik kepada KBR, Minggu (10/4/2016)


Taufik menambahkan pemerintah harus mendorong lebih kuat kerjasama diplomasi yang taktis dan strategis dalam segi militer. "Jadi bukan hanya hubungan diplomasi atau bilateral. Siapa tahu diplomasi seperti itu bisa lebih produktif dalam upaya pembebasan sandera,"tambahnya.


Sebelumnya, sebanyak 18 tentara Filipina tewas dan 50 tentara lainnya terluka dalam pertempuran dengan kelompok Abu Sayyaf di pulau Basilan, Filipina kemarin. Empat tentara lainnya juga dilaporkan dipancung oleh pihak Abu Sayyaf. Sementara jumlah tewas dari kelompok Abu Sayyaf dilaporkan berjumlah 5 milisi.


Keberadaan tentara elite Filipina di provinsi tersebut adalah memburu militan Abu Sayyaf yang diinformasikan bersembunyi di Pulau Joso. Mereka berusaha mencium jejak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut selama dua minggu terakhir.


Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.


Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatih langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya. 

Editor: Sasmito Madrim

  • Kelompok Abu Sayyaf menculik untuk tebusan di Filipina
  • pengamat terorisme
  • militer Filipina

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!