HEADLINE

Simposium Tragedi 1965, Ilham Aidit: Ada Tahapan Sebelum Rekonsiliasi Dilakukan

""Negara ketika itu secara sengaja dan sistematis melakukan genosida.""

Dimas Rizky

Simposium Tragedi 1965, Ilham Aidit: Ada Tahapan Sebelum Rekonsiliasi Dilakukan
Ilham Aidit, putra Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) salah satu peserta Simposium Nasional Tragedi 65. (Foto: youtube)

KBR, Jakarta- Keluarga korban 65, Ilham Aidit mengemukakan salah satu syarat prarekonsiliasi adalah pengakuan negara atas peristiwa tragedi 65. Anak keempat ketua PKI DN Aidit itu beralasan, peristiwa tersebut bukan merupakan konflik horisontal atau antar masyarakat. Saat itu kata dia, ada peran negara yang menyebabkan jutaan orang yang dianggap terlibat PKI, mati dibunuh. 

"Pengakuan atas perbuatan. Diakui oleh negara. Karena ketika itu konflik vertikal, bukan horisontal. Negara ketika itu secara sengaja dan sistematis melakukan genosida," ujarnya dalam gelaran simposium tragedi 65, di Jakarta (04/18/2016).

Selain pengakuan negara, pemerintah juga harus menjelaskan peristiwa tersebut. "Pelurusan sejarah demi generasi muda yang diwarisi sejarah dengan benar," katanya.

Selanjutnya kata dia, pemerintah harus meminta maaf kepada korban sebagai bentuk penyesalan. Permintaan maaf juga harus dilakukan di depan publik. Tahap terakhir adalah rehabilitasi hak-hak korban.

"Salah kalau rekonsiliasi, 'Sudahlah berdamai untuk masa depan. atau sing wis yo wis.' Itu lucu.  Karena itu hanya boleh diucapkan oleh korban. Bayangkan saya tampar orang. Lalu bilang, 'sing wis yo wis.' Dan itu sifatnya personal. Kalau anggap selesai, ya sudah," tutupnya.  

Editor: Rony Sitanggang

  • simposium 65
  • kasus 65
  • Simposium nasional “Membedah Tragedi 1965”
  • Ilham Aidit
  • tragedi65
  • tragedi 65
  • simposium65

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!