HEADLINE

Kantor Dihancurkan Polisi, KNPB Kaimana Batal Gelar Doa Bersama

""Lalu ancaman yang kedua dia bilang, seandainya ada di Aceh, akan saya tembak kamu sebagai orang pertama. Tapi saya bilang, wah ini bukan di Aceh Pak, ini di Papua, di tanah saya sendiri.""

Kantor Dihancurkan Polisi, KNPB Kaimana Batal Gelar Doa Bersama
Kantor KNPB Kaimana berbentuk Honai dihancurkan pada Rabu, 13 April 2016. Ini adalah penghancuran kedua setelah 4 Mei 2015. Foto: KNPB Kaimana

KBR, Jakarta - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Kaimana, Papua Barat, batal menggelar ibadah bersama dan aksi damai serentak lantaran polisi menghancurkan kantor mereka.

Anggota Parlemen Rakyat Daerah (PRD) Kaimana, Arifin Tanggarofa mengungkapkan, Selasa kemarin (12/04/2016) polisi menyambangi sekretariat KNPB dan PRD, lantas membongkar bangunan, dan menyita seluruh perlengkapan organisasi.


"Mereka langsung menangkap 14 aktivis, menyita seluruh perlengkapan di sekretariat, 2 laptop, 9 HP, 2 printer, bendera KNPB, 4 motor, parang dapur, mesin babat, tifa, dan membongkar seluruh bangunan di sekretariat. Ada 1 ruang kerja dan ruang istirahat, lalu sebuah honai tempat pertemuan, di tambah dapur, ikut diratakan," jelas Arifin kepada KBR, Rabu (13/04/2016).


Sedianya aksi akbar dan ibadah bersama akan digelar hari ini, Rabu 13 April serentak di tujuh daerah untuk mendukung United Liberation Movement for West Papua (ULWMP) agar bisa diterima di forum diplomatik Pasifik Selatan yakni Melanesian Spearhead Group (MSG). "Rencananya kegiatan berdoa untuk mendukung kegiatan MSG dan parlemen internasional di Inggris pada 3 Mei," katanya.


Arifin yang juga aktivis KNPB Kaimana ini mengaku tak mengetahui alasan pasti pembongkaran kantornya. Ia menduga, penangkapan ini untuk menciptakan ketakutan di tengah warga. "Mungkin kami dianggap tidak ada pemberitahuan. Tapi kami kan kegiatannya hanya di internal kantor. Jadi penangkapan ini sepertinya hanya untuk memberikan teror mental kepada warga. Padahal hari itu kami tidak ada aksi khusus, hanya persiapan di internal," imbuhnya.



Kapolres Ancam Tembak Aktivis KNPB


Selasa (13/04/2016) sore itu, lanjut Arifin, dirinya dan anggota lain sedang menyiapkan aksi damai ketika tiba-tiba pasukan polisi di bawah komando Kapolres Kaimana Muhammad Rudy Prasetyo mendatangi kantornya. "Kami sedang duduk-duduk, itu sedang sosialisasi hasil deklarasi di Jayapura pada 5 April. Sekaligus menyiapkan ibadah bersama," ceritanya. Polisi lantas menangkap 14 aktivis KNPB Kaimana.


Bahkan, kata dia, Kapolres sempat mengancam bakal melukainya. "Saya sendiri langsung diancam Kapolres. (Bagaimana bentuk ancamannya?) Dia bilang, andaikata saya mendapat perintah dari pimpinan saya, wajah Anda akan saya garis dengan pisau. Lalu ancaman yang kedua dia bilang, seandainya ada di Aceh, akan saya tembak kamu sebagai orang pertama. Tapi saya bilang, wah ini bukan di Aceh Pak, ini di Papua, di tanah saya sendiri," ungkapnya.



14 Aktivis Masih Ditahan


Saat ini, 14 aktivis KNPB masih ditahan di Polres Kaimana. Kepolisian masih menunggu pimpinan Parlemen PRD Kaimana sebagai penanggung jawab politik untuk memberikan jaminan penangguhan.


"Interogasi sudah selesai sejak malam tadi. Namun polisi sepertinya menunggu penanggungjawab politik. Ketua kami sedang ada di luar negeri, kemudian wakil ketua kami ada di Sorong, oleh sebab itu hingga hari ini masih tertunda pembebasannya," ujarnya.


Hari ini, Rabu (13/04/2016) Komite Nasional Papua Barat (KNPB) kembali gelar aksi penyampaian aspirasi politik untuk mendorong The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menjadi anggota Melanesia Spearhead Group (MSG). Aksi rencananya berlangsung serentak di sejumlah daerah, antara lain Jayapura, Merauke, Manokwari, Fak Fak dan Sorong.




Editor: Quinawaty Pasaribu 

  • ULMWP
  • aksi damai dan ibadah
  • melanesian spearhead group MSG
  • KNPB Kaimana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!