HEADLINE

Jokowi Ajak Eropa Sebarkan Nilai Toleransi

"Presiden akan melakukan kunjungan kerja selama 5 (lima) hari ke empat negara di Eropa, yakni Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda."

Sasmito

Jokowi Ajak Eropa Sebarkan Nilai Toleransi
Presiden Joko Widodo. Antara Foto

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan mengajak pemimpin negara-negara Eropa untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian di tengah maraknya aksi terorisme di berbagai belahan dunia. Tim komunikasi presiden, Ari Dwipayana mengatakan, hal tersebut akan dilakukan Jokowi selama berkunjung ke Eropa selama 5 hari di empat negara Eropa.

"Presiden akan gunakan kunjungan kerja ini untuk bersama-sama pimpinan Eropa menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian termasuk melalui berbagai saluran digital dan media sosial baru.  Seluruh pimpinan dunia harus bekerjasama dalam semangat kemitraan, kebersamaan untuk mendapatkan solusi atas tantangan-tantangan baru dan untuk wujudkan peri kemanusiaan dan peri keadilan," jelas Ari Dwipayana.


Selama kunjungan, Presiden Jokowi juga akan memperkuat kerjasama ekonomi dengan negara-negara Eropa.


"Nilai perdagangan Indonesia-UE mencapai USD 26,14 miliar pada tahun 2015, menyebabkan UE menjadi mitra dagang Indonesia terbesar keempat. Sementara itu, investor UE merupakan yang terbesar ketiga dengan nilai investasi sebesar USD 2,26 miliar di tahun 2015," imbuhnya.


Presiden Joko Widodo bertolak menuju Berlin, Jerman dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 dari Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Menurut rencana, Presiden akan melakukan kunjungan kerja selama 5 (lima) hari ke empat negara di Eropa, yakni Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda. Kunjungan ini dilakukan Presiden untuk memenuhi undangan para pemimpin negara-negara Eropa.

  • Presiden Jokowi
  • Ari Dwipayana
  • Eropa
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!