HEADLINE

Ini Pelaku Teror Terhadap Keluarga Terduga Teroris Siyono

""Seharusnya yang ditanyakan adalah proses penangkapan, penyitaan apakah prosedural, namun ini hasil autopsi. Bagi kami ini teror terhadap keluarga""

Febriana Shinta Sari

Ini Pelaku Teror Terhadap  Keluarga Terduga Teroris Siyono
Ilustrasi: Autopsi terduga teroris Siyono di Klaten, Jawa Tengah. (Foto: Antara)

KBR, Yogyakarta- Kepolisian dituding meneror keluarga terduga teroris Siyono.  Ketua Tim Pembela Kemanusiaan  Trisno Rahardjo mengatakan keluarga masih sering didatangi orang-orang asing yang mengawasi rumah mereka.

Tim Pendamping menemukan teror juga dilakukan kepada ayah Siyono, Mardiyo saat diperiksa Propam tentang pelanggaran yang dilakukan Densus 88.

"Kemarin Pak Mardiyo dipanggil Propam di Polsek Cawas. Seharusnya yang ditanyakan adalah proses penangkapan, penyitaan apakah prosedural, namun ini hasil autopsi. Bagi kami ini teror terhadap keluarga, apa ada hubungan antara hasil autopsi dan pelanggaran etik? Tidak ada," ujar Trisno kepada wartawan di kantor Pusham UII, Rabu (13/4).

Pemanggilan terhadap Mardiyo juga dirasa janggal, karena tempat pemeriksaan dipindahkan sebanyak tiga kali  dan penulisan nama yang salah.


"Kami merasa diputar kemana-mana. Pertama pemeriksaan dilakukan di Polres Klaten, kemudian di Balai desa dan akhirnya di Polsek Cawas. Alasannya agar dekat dengan rumah," ujarnya.


Dalam pemeriksaan yang dilakukan sekitar 3 jam, Madiyo diberikan 14 pertanyaan. Trisno menyatakan, keluarga Siyono menginginkan kehidupan mereka kembali normal. Jika masih ada teror, mereka khawatir menganggu anak-anak Siyono yang masih kecil.

Sebelumnya, Siyono tewas di tangan Densus 88. Berdasarkan keterangan Kepolisian, Siyono tewas karena pendarahan di kepala akibat benda tumpul. Luka ini didapat Siyono setelah terlibat perkelahian dengan anggota Densus di dalam mobil saat perjalanan dari Klaten ke Prambanan. Siyono saat itu akan dibawa ke lokasi di mana ia diduga memberikan dua pucuk senjata api.

Dalam kasus ini, Polisi telah mengakui ada kesalahan prosedur penanganan terduga teroris Siyono. Saat itu Siyono hanya dikawal satu anggota Densus 88 tanpa borgol. Namun sampai saat ini, belum ada yang dinyatakan bertanggungjawab atas kematian Siyono.

Sementara itu, hasil investigasi medis yang dilakukan dokter forensik Muhammadiyah menunjukan fakta berlawanan dengan keterangan yang disampaikan Polri. Hasil autopsi itu antara lain jasad Siyono dipastikan tidak pernah diautopsi, tidak ada pendarahan otak, penyebab kematian adalah rusuk yang patah hingga menembus jantung dan tidak ada luka defensif atau perlawanan.  


Editor: Rony Sitanggang

  • terduga teroris Siyono
  • Ketua Tim Pembela Kemanusiaan Trisno Rahardjo
  • teror kepolisian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!