HEADLINE

Tanpa Arema dan Persebaya ISL Kurang Menarik

"Pelatih Persiba Balikpapan Eddy Simon Badawi menyayangkan, jika akhirnya Persebaya dan Arema tidak mengikuti kompetisi ISL 2015. Menurutnya, kompetisi ISL 2015 akan kurang menarik."

Teddy Rumengan

Tanpa Arema dan Persebaya ISL Kurang Menarik

KBR, Balikpapan – Setelah sempat tertunda, kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2015 akan bergulir pada 4 April mendatang. 

Namun dari 18 klub, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) hanya mengeluarkan rekomendasi bagi 16 klub yang bisa mengikuti kompetisi ISL. Sedangkan dua klub besar yakni Persebaya Surabaya dan Arema Cronus justru tak mendapat rekomendasi dari BOPI, sehingga terancam tak bisa ikut kompetisi.

Pelatih Persiba Balikpapan Eddy Simon Badawi menyayangkan, jika akhirnya Persebaya dan Arema tidak mengikuti kompetisi ISL 2015. Menurutnya, kompetisi ISL 2015 akan kurang menarik.

Apalagi Persebaya dan Arema merupakan tim unggulan, karena dihuni pemain bintang maupun tim nasional. Termasuk memiliki suporter dan pendukung fanatik dengan jumlah yang cukup besar.

Selain itu lanjutnya, jadwal ISL akan berubah karena sebelumnya ada 34 pertandingan dalam satu musim dan kemungkinan juga tidak akan ada degradasi diakhir kompetisi jika hanya diikuti 16 klub.

“Kita secara jujur juga kasihan sama mereka berdua. Sebetulnya ada untungnya bagi kita (tim lemah) ini mungkin kalau misalnya sampai hanya 16 tim bisa-bisa tidak ada degradasi. Otomasti gaung kompetisi akan kurang, dua tim besar ini tidak ikut. Bagi tim-tim lain juga biasanya sependapat dengan saya,” kata Eddy Simon, Kamis (2/4/2015).

Dia menambahkan, tanpa Persebaya dan Arema, diperkirakan hanya ada lima klub yang akan bersaing memperebutkan juara ISL musim ini yakni persib Bandung, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Sriwijaya FC dan Mitra Kukar. 

Editor: Antonius Eko  

  • Liga Super Indonesia
  • Persebaya

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!