HEADLINE

Suciwati: Munir Jadi Nama Jalan, Tamparan untuk Indonesia

"Menurut Istri aktivis HAM Munir, Suciwati, nama Munir yang dijadikan sebuah nama jalan kota di Belanda, menjadikan pejuang HAM Indonesia setara dengan tokoh pejuang HAM dunia lainnya. "

Munir
Ilustrasi: Antara

KBR, Jakarta - Pemberian nama jalan Munir di Kota Belanda dinilai sebagai bentuk tamparan bagi pemerintah Indonesia dalam menangani kasus HAM.

Menurut Istri aktivis HAM Munir, Suciwati, nama Munir yang dijadikan sebuah nama jalan kota di Belanda, menjadikan pejuang HAM Indonesia setara dengan tokoh pejuang HAM dunia lainnya. Kata Suciwati, langkah pemerintah Belanda ini harusnya menjadikan pemerintah Indonesia bercermin dalam menindaklanjuti dan menyelesaikan kasus-kasus HAM.


"Saya berharap lebih tidak hanya sekedar tamparan tetapi juga cermin bagi pemerintah Jokowi lebih berani. Ini langkah awal segera memperbaiki kasus Munir terutama kalau memang perlu melakukan Peninjauan Kembali dan menghadirkan saksi-saksi baru dan membawa pelaku yang sesungguhnya ke pengadilan," jelas Suciwati di Kantor Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Sabtu (11/4).


Sebelumnya, Pemerintah Kota Belanda akan mendeklarasikan nama jalan Munir di Kota Denhaag Belanda pada 14 April mendatang. Nama jalan itu berada dalam kompleks jalan yang penuh dengan nama-nama pejuang tokoh dunia. Peresmian nama Munir ini akan dihadiri oleh Istri Munir, Suciwati dan juga Walikota Denhaag Belanda.


Sepuluh tahun lalu, tepatnya 7 September 2004, Munir tewas diracun di atas pesawat Garuda Indonesia yang menerbangkannya ke Amsterdam, Belanda. Saat itu ia akan menempuh pendidikan S2 di Utrecht. Otopsi yang dilakukan pemerintah Belanda atas jenazah Munir mendapati racun arsenik dalam kadar mematikan di dalam tubuhnya.


Editor: Anto Sidharta

 

  • Munir
  • Suciwati
  • Toleransi
  • pejuang HAM
  • nama jalan munir
  • petatoleransi_06DKI Jakarta_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!