HEADLINE

Rencana Monumen Korban Air Asia Dianggap Diskriminatif

"Korban tenggelamnya kapal justru belum dapat ganti rugi. "

Rencana Monumen Korban Air Asia Dianggap Diskriminatif
Papan Pengumuman Rencana Pembangunan Monumen AirAsia di Pantai Umbang, Desa Kubu, Kec Kumai. Foto: Alex Gunawan

KBR, Kotawaringin Barat - Keluarga korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Senopati Nusantara memprotes rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang akan membangun Monumen Keselamatan Penerbangan (MKP). 

Monumen ini rencananya dibuat pasca terjadinya tragedi AirAsia QZ8501. Menurut bekas Ketua Komisi A DPRD Kobar Eko Sumarno, MKP untuk tragedi Air Asia dinilai diskriminatif. Sebab sebelumnya ada ratusan penumpang Kapal Senopati yang tidak ditemukan dan dinyatakan hilang. Kapal motor itu tenggelam 29 Desember 2006 lalu, di perairan Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Banyak keluarga korban dari insiden tersebut yang belum menerima santunan.

"Pembangunan Monumen Keselamatan Penerbangan ini justru menimbulkan rasa diskriminatif apabila dibandingkan dengan korban Senopati. Korban Senopati itu banyak yang mengeluh sama saya ketika waktu itu Eko Sumarno, SH sebagai Ketua Tim Advokasi yang menangani langsung," kata Eko kepada KBR, Minggu (19/4/2015).

Menurut Eko, kompensasi yang diberikan PT Prima Vista selaku operator sebatas penumpang yang terdaftar di manifest. Padahal, banyak saksi dari korban yang selamat menyatakan penumpang saat itu lebih dari 800 orang karena banyak warga Kobar yang membeli tiket di atas kapal. Korban inilah yang sedianya ditanggung pemerintah daerah. 

Editor: Citra Dyah Prastuti

  • kecelakaan kapal

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!