HEADLINE

Petral Dibubarkan, Menteri ESDM Minta Pertamina Lebih Perform

"Bubarnya Petral tidak akan berpengaruh terhadap regulasi impor."

Aisyah Khairunnisa

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Foto: Antara
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Foto: Antara

KBR, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan tak mau ikut campur keputusan Menteri BUMN yang ingin membubarkan Petral. Kata Sudirman, itu menjadi hak Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai pemegang saham Pertamina. Pihaknya hanya fokus pada regulasi. Dengan bubarnya Petral, menurut Sudirman, tidak akan berpengaruh bagi regulasi impor. Karena impor minyak sudah bisa dilakukan oleh perusahaan swasta supaya adil dan efisien. Sudirman berharap, Pertamina bisa lebih menunjukkan performanya untuk efisiensi impor agar bisa bersaing dengan swasta.

“Mengenai Petral, mau bubar mau nggak, itu urusan korporasi. Petral adalah anak perusahaan Pertamina, kita serahkan pada Pertamina. Concern kita di regulator adalah bagaimana ketersediaan bahan bakar itu diperoleh dengan cara-cara yang fair dan efisien. Itu bisa diperoleh oleh Petral, bisa tidak, itu diserahkan pada Pertamina. Swasta boleh masuk kok. Importir BBM tidak hanya Pertamina, tapi banyak perusahaan swasta. Jadi tidak ada hubungan antara Petral tutup atau tidak, dengan regulasi impor. Impor sudah terbuka. Dan baik bagi Pertamina supaya makin hari didorong makin efisien,” kata Sudirman di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Sebelumnya Menteri BUMN menyatakan akan membubarkan Petral dalam waktu dekat. Dirut Pertamina Dwi Soetjipto menyebut, ini lantaran keberadaan Petral sudah tidak sesuai denagn rencana awal pembentukannya. Awalnya anak perusahaan Pertamina itu bertugas menyuplai minyak mentah untuk masuk ke Indonesia. Namun, kata Dwi, kini tugas tersebut sudah dilakukan oleh Pertamina sendiri.

Editor: Malika 

  • #petral
  • #pertamina
  • petralbubar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!