HEADLINE

Perairan Aceh Kerap Jadi Lokasi Transaksi Senjata Api

"Transaksi kerap terjadi di kabupaten/kota yang marak mengalami kasus kekerasan bersenjata meliputi Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur dan Bireun. "

Erwin Jalaludin

TNI
Danrem 011/Lilawangsa, Ahmad Daniel Chardin. Foto: Erwin Jalaluddin

KBR, Lhokseumawe – Sejumlah titik di kawasan pesisir pantai Selat Malaka di Provinsi Aceh dinyatakan rawan terjadinya transaksi senjata api ilegal. Transaksi kerap terjadi di kabupaten/kota yang marak mengalami kasus kekerasan bersenjata meliputi Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur dan Bireun.

”Gak bisa Kita pungkiri kalau Kita bilang tidak ada senjata, karena memang ada. Hanya Kita menghimbau masyarakat memiliki keberanian dan kemauan untuk melapor, kalau secara jumlah Kita tidak bisa memprediksi itu!” tegas Komandan Resort Militer (Danrem) 011/Lilawangsa, Ahmad Daniel Chardin kepada KBR, Kamis (23/4/2015).


Ia menduga peredaran senjata itu salah salah satunya berasal dari sisa konflik di Aceh sejak belasan tahun lalu.


“Kita yakini tetap ada, apakah itu sisa konflik atau baru itu bisa saja terjadi. Apalagi, Kita berbatasan dengan negara luar dengan perairan kuala-kuala Kita cukup banyak titik masuk,” jelas Daniel Chardin.


Ia mengaku telah mengintruksikan seluruh personel dijajarannya untuk meningkatkan sistem pengamanan di jalur laut tersebut. Kata Dia, TNI akan menindak tegas siapapun pelaku kejahatan bersenjata api di wilayah hukum kerjanya.


Kepada masyarakat, ia mengimbau untuk memberikan informasi terkait adanya peredaran benda terlarang itu lingkungan sekitar. Upaya itu untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif di kota yang dijuluki Bumi Tanah Rencong tersebut.


Sebelumnya beberapa kasus kekerasan terjadi di Kabupaten Aceh Utara, mulai penembakan dua anggota Kodim, penyanderaan Panglima Muda KPA Wilayah Pase dan masyarakat. Tercatat 13 orang tersangka kejahatan di bawah pimpinan bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin alias Din Minimi ditangkap berserta 7 pucuk senpi dan 1.800 amunisi.


Editor: Anto Sidharta

 

  • aceh
  • senjata

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!