HEADLINE

Ombudsman Sita Puluhan Kertas Contekan UN

"Temuan puluhan kertas contekan tersebut didapat Ombudsman, setelah memantau selama tiga hari pelaksanaan UN di sejumlah sekolah di Kota Mataram."

Turmuzi

Adhar
Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB, Adhar Hakim. Foto: Turmuzi

KBR. Mataram – Ombudsman Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyita puluhan kertas contekan berukuran kecil di tiga Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Kota Mataram, yang dibuang siswa di tong sampah dan toilet, usai melakukan Ujian Nasional (UN).

Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB, Adhar Hakim mengatakan, temuan puluhan kertas contekan tersebut didapat Ombudsman, setelah memantau selama tiga hari pelaksanaan UN di sejumlah sekolah di Kota Mataram


“Kami menyampaikan ini, supaya besok pengawasan bisa lebih bagus lagi, tapi di beberapa tempat pengawasannya longgar, siswa itu dengan leluas melihat dan sebagainya, asisten kami kan terus mobile, keliling, tetapi karena ada kecendrungan modus seperti itu, kami bisa setiap selesai satu mata pelajaran lansung melihat, membututi siswa dan benar selalu begitu , mereka pergi ke tong sampah kemudian membuang,” kata Adhar di kantor Ombudsman, Rabu (15/4/2015)


Menurut Adhar, temuan ini membuktikan bahwa praktik kecurangan masih tetap berlangsung di sekolah. Oknum guru maupun petugas yang terlibat di dalamnya secara tidak lansung telah menjerumuskan siswa untuk tidak bersikap jujur, dengan mengajarkan praktik kecurangan


Soal upaya hukum melaporkan oknum atau pihak sekolah yang ditemukan menjalankan praktik kecurangan ke aparat hukum, Adhar mengaku belum akan melakukan langkah tersebut. Sebab proses UN untuk SMK masih akan berlansung sampai besok


“Belum, kita belum sampai sejauh itu, sekarang ini pelaksanaan UN di sekolah kan masih berlangsung, kami tidak mau mengganggu konsentrasi pihak sekolah maupun siswa yang sedang mengkuti UN, kita tunggu saja UN selesai dulu, baru akan mengambil langkah selanjutnya,” ujarnya.


Tapi yang jelas, kata Adhar, kasus ini menunjukkan kalau sekolah belum mampu mendidik siswa menjadi pribadi yang jujur dan menjaga integritas.


“Terpenting sekarang ini, pengawasan harus lebih diperketat, agar siswa tidak tertipu lagi, karena ini sangat menggagu konsentrasi siswa dan tidak percaya diri dengan kemampuan dimiliki, sekolah harus memperbaiki dan memperketat lagi pengawasannya,” tambahnya.


Adhar berharap, temuan Ombudsman ini bisa jadi peringatan dan evaluasi pihak Dinas pendidikan Pemudan dan Olahraga, khususnya pihakn sekolah untuk lebih ketat mengawasi jalannya UN dan menindak tegas oknum yang terlibat.


Editor: Anto Sidharta

 

  • Ujian Nasional
  • Mataram

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!