HEADLINE

Menolak Dipindah, Pedagang di Surabaya Mengadu ke DPRD

"Pemda mengancam akan menggusur paksa pedagang yang tidak segera pindah lokasi berjualan. "

Pedagang
Pedagang Pasar Sememi Jaya, Surabaya, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan gedung DPRD Surabaya. Foto: Eko Widodo

KBR, Surabaya - Puluhan pedagang Pasar Sememi Jaya, Surabaya, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan gedung DPRD Surabaya. Mereka menuntut keadilan dan menolak untuk pindah lokasi berjualan, jika pemindahan pedagang tidak dilakukan secara serentak.

Mereka  memprotes kebijakan pemerintah daerah yang sebelumnya memberikan surat edaran pemindahan lapak pedagang.  Pemda mengancam akan menggusur paksa pedagang yang tidak segera pindah lokasi berjualan.


Pedagang menolak dan  keberatan atas pemindahan  ke pasar pemkot yang dibangun dibelakang Pasar Swadaya Sememi Jaya. Pasalnya pemindahan hanya dilakukan kepada beberapa pedagang dari keseluruhan pedagang yang berjumlah sekitar 300 orang.


Selain itu, jarak Pasar Pemkot cukup jauh di belakang Pasar Swadaya. Sementara, beberapa fasilitas belum ada sehingga dinilai merugikan pedagang di lokasi itu.


Menurut Koordinator pedagang, Sudarwanto , para pedagang sebenarnya sudah lama mengajukan permintaaan dan melakukan aksi demo. Namun, tidak mendapat tanggapan dari pihak pemerintah.


“Keluhan para pedagang pasar, terutama mereka menginginkan apabila dari pihak Pemkot ini mau pindah, ya pindah semua. Kalau nggak pindah ya tetap disitu aja, sebabnya untuk fasilitas pasar yang dibangun Pemkot ini belum ada, kok kenapa dari pengurus ingin kita pindah ke belakang,” jelas Sudarewanto, Selasa, (14/4/2015).


Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Tri Didik Adiono meyakinka,  pedagang kaki lima Sememi tidak akan ada penggusuran paksa terhadap mereka. Komisi B sudah berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya agar tidak ada paksaan PKL menutup lapaknya.


Editor: Anto Sidharta

 

  • Pedagang
  • surabaya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!