HEADLINE

KSAU: Jangan Sampai Lagi Beli Pesawat Bekas

Pesawat
Sejumlah prajurit TNI AU mengevakuasi badan pesawat tempur F16 yang terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (16/4). Pesawat tempur F16 dengan nomor re

KBR, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Agus Supriyatna berharap TNI tidak lagi membeli pesawat bekas. Ini menyusul terbakarnya Pesawat F-16 TS1643 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Kamis (16/4/2015) pagi.

Agus Supriyatna mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya berencana mengganti Pesawat F-5 dengan Sukhoi atau pun F-16 tipe 70. Dengan demikian, dia berharap bisa membeli pesawat baru menyusul adanya kejadian kecelakaan itu.


"Kita ada rencana penggantian F-5 Tiger dengan 2 hasil kajian kita antara Sukhoi F-35 dengan F-16 type 70 Viper. Tadi pertanyaannya apakah akan membeli bekas? Ini sudah jelas sesuatu pengalaman intropeksi. Jadi jangan sampai lagi beli yang bekas," ujar Agus di Mabes AU Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2015).


Sebelumnya, Pesawat F-16 TS1643 yang terbakar pagi tadi merupakan hasil hibah dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut baru dikirim sejak September 2014 bersama empat pesawat lainnya dengan jenis yang sama.


Soal pesawat hibah, Agus menjelaskan, masih ada sekitar 19 pesawat F-16 hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat pada tahun ini. Dia mengatakan pesawat jenis F-16  tersebut merupakan proyek yang sama dengan Pesawat yang terbakar di Bandara Halim Perdana Kusuma pagi ini. Dia pun menyatakan dengan adanya kejadian itu, TNI AU akan mengevaluasi kembali pesawat-pesawat yang akan tiba nanti.


"Ini program penambahan 24 pesawat F-16 sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi tetap berjalan karena sudah kita bayar. Dengan adanya pengalaman ini akan kita evaluasi. Sehingga dengan kejadian tadi pagi pun, pilot sudah menjalankan hidrolik brake tetap ada drag chute. Nah yang baru dari Amerika ini belum punya drag chute," ujar Agus di Cilangkap, Jakarta Timur.


Kepala Staf Angkatan Udara, Agus Supriyatna menambahkan 24 pesawat yang merupakan hasil hibah tersebut nantinya akan dilengkapi oleh parasut untuk memperlambat laju pesawat pada Juni mendatang. Ini lantaran saat kejadian terbakarnya pesawat tersebut pesawat sempat mengalami kerusakan pada sistem rem hidrolik. Sehingga pilot harus memutar untuk menghindari perumahan warga sipil.


Editor: Anto Sidharta 

  • KSAU
  • Pesawat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!