HEADLINE

2015-04-02T09:54:00.000Z

Kabupaten Bogor Ditinggal Investor

"Sedikitnya lima perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor hengkang, akibat tingginya nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) "

Kabupaten Bogor Ditinggal Investor
ilustrasi (foto: Antara)

KBR, Bogor - Sedikitnya lima perusahaan yang ada di Kabupaten Bogor hengkang, akibat tingginya nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang ditetapkan pemkab. Kelima perusahaan itu memilih beroperasi di daerah lain.

Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bogor, Sabeni menilai sejumlah perusahaan terpaksa hijrah ke daerah lain karena pemda dinilai tak mampu menciptakan situasi yang kondusif.

"Seharusnya Pemkab Bogor bisa menciptakan situasi yang kondusif kepada perusahaan-perusahaan yang ikut andil dalam berinvestasi. Bagaimana bisa mendatangkan investor baru jika yang sudah ada saja tidak bisa dipertahankan," kata Sabeni, Kamis (2/4/2015). 

Apindo, kata dia, tidak bisa menghalang-halangi keputusan yang diambil para pengusaha tersebut. Menurutnya, tujuan mereka hijrah lantaran ingin mencari keuntungan yang besar.

"Kalau memang sudah tidak bisa mendatangkan keuntungan yang besar, ya wajar jika mereka memilih pindah ke daerah lain," tuturnya.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabulaten Bogor Nuradi. Menurutnya, ada lebih dari lima perusahaan yang hijrah dari Bogor.

"Ada lebih dari lima perusahaan yang mengajukan pindah ke daerah lain. Bagi perusahaan yang hijrah kami perintahkan untuk tetap melakukan wajib lapor. Selain hijrah, ada juga sejumlah perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK 2015," kata Nuradi.

Nuradi mengatakan, perusahaan yang pindah ke kabupaten/kota lain biasanya mencari daerah dengan UMK rendah dibandingkan dengan Kabupaten Bogor.

Biasanya, kata dia, ada empat syarat pengusaha membangun industri yakni tempat, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. Dari keempat syarat tersebut, pengusaha mengalami kendala di biaya upah tenaga kerja meskipun tidak sulit mencari pekerja.

"Kenaikan UMK dan BBM, maka menjadi beban bagi industri untuk bertahan hingga akhirnya hijrah ke daerah lain," ujarnya.

Editor: Antonius Eko  

  • UMK
  • Investor
  • Bogor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!