HEADLINE

Jelang Paskah, Ini Harapan Jemaat GKI Yasmin Kepada Pemkot Bogor

"Jemaat GKI Yasmin di Bogor, Jawa Barat berharap agar Walikota Bogor Bima Arya mengizinkan para jemaat menggunakan gedung gerejanya untuk merayakan Hari Raya Paskah"

Jelang Paskah, Ini Harapan Jemaat GKI Yasmin Kepada Pemkot Bogor
Jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia mengikuti kebaktian di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (15/3). Kebaktian di depan Istana yang ke 86 kali ini merupakan ibadah menjelang hari raya Paskah. (f

KBR, Jakarta - Jemaat GKI Yasmin di Bogor, Jawa Barat berharap agar Walikota Bogor Bima Arya mengizinkan para jemaat menggunakan gedung gerejanya untuk merayakan Hari Raya Paskah. Hingga kini, gedung tersebut masih disegel oleh pemerintah setempat. 

Salah satu jemaat GKI Yasmin, Renata Anggraeni mengatakan, meski demikian, para jemaat juga telah menyiapkan skenario lain apabila segel gedung tersebut tidak dibuka.

"Kami akan coba lihat perkembangannya. Tinggal dua hari. Sabtu dan Minggu. Dalam waktu yang sangat sempit ini, jika ternyata Pak Walikota Bima Arya berkenan untuk membuka segel gereja kami, kami akan langsung pindah. Skenarionya akan demikian. Tapi kalau masih juga belum dibuka, kami akan ke seberang istana,” kata Renata kepada KBR, Jumat (3/4/2015). 

Ia menambahkan, ibadah di depan istana juga akan dilakukan bersama dengan para jemaat dari HKBP Filadelfia, Bekasi. 

Gereja GKI Yasmin di Bogor dan HKBP Filadelfia di Bekasi disegel pemerintah kota masing-masing. Padahal kedua gereja ini sudah dinyatakan sah. Jemaat GKI Yasmin sempat mencoba ibadah di gerejanya di Bogor. Namun usaha itu gagal setelah mereka dihalangi kelompok intoleran dan Satpol PP. Jemaat akhirnya membubarkan diri dan ibadah Natal di seberang istana bersama HKBP Filadelfia.

Editor: Antonius Eko  

  • paskah
  • GKI Yasmin
  • HKBP Filladelfia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!