HEADLINE

Ini Suara Warga Cilacap soal Eksekusi Mati yang Tertunda

Cilacap

KBR, Cilacap – Sekian lama tanpa kepastian, akhirnya Kejaksaan Agung buka suara memastikan eksekusi mati terhadap 10 terpidana akan dilaksanakan setelah Konferensi Asia Afrika yang bakal digelar di Bandung 24 April 2015 mendatang. Terlepas berbagai alasan yang melatarbelakangi penundaan eksekusi, warga Cilacap, Jawa Tengah, yang berdekatan dengan tempat eksekusi yakni LP Nusakambangan berbicara soal isu ini.

Bagi salah seorang warga, Muawanah, simpang siur waktu pelaksanaan hukuman mati justru membuat para terpidana mati berada dalam kondisi tidak pasti. Ia juga menyoroti sisi psikologis terpidana mati, yang menurut dia, berkali-kali dipaksa bersiap untuk menghadapi kematian.


“Kasihan yang terpidana mati itu. Kasihannya gini, kan sudah dikasih tahu bahwa tanggal sekian akan dieksekusi. Dia sudah mempersiapkan diri. Lalu yang bersangkutan tobat yang benar-benar tobat. Mungkin dia berfikir, wah besok saya akan mati jadi saya harus begini-begini. Ternyata diundur lagi. Kan mempengaruhi psikologi,” ujar Muawanah pada KBR, Rabu (8/4/2015).


Warga Bantarsari ini menambahkan bagi warga Cilacap waktu eksekusi yang berlarut-larut ini juga meresahkan. Sebab, sejak ada pengumuman pelaksanaan hukuman mati ada pengamanan yang lebih dari biasanya. Aparat keamanan menurut dia disiagakan lebih banyak.


Pendapat hampir senada diungkapkan warga Sidareja, Ahmad Fadli. Menurut dia, penundaan yang terjadi ini membuat warga bertanya-tanya, apakah benar eksekusi akan dilaksanakan atau tidak. Menurut dia, ketidakpastian ini membuat warga gelisah.


“Saya kira masyarakat bertanya-tanya juga tentang kejelasan kebijakan itu ya. Saya kira masyarakat Cilacap juga menjadi sedikit terusik kan. Karena, banyak pengunjung yang datang ke Cilacap dan bertanya kepada masyarakat dan bertanya kebijakan ini yang masyarakat Cilacap tidak tahu secara jelas ini akan dilaksanakan apa tidak,” tutur Ahmad Fadli.


Jumlah kunjungan warga luar Cilacap yang meningkat signifikan menurut Fadli juga membuat warga Cilacap sedikit terganggu. Di tengah berita banyaknya aksi kejahatan, warga yang berada di jalur menuju Pulau Nusakambangan kerap bertemu dengan orang yang tidak mereka kenal.


Kendati demikian, Fadli memaklumi kebijakan yang dilakukan pemerintah yang belum memastikan kapan waktu eksekusi bakal dilakukan. Sebab, Indonesia, menurut dia, juga harus menjaga perasaan utusan negara tamu menjelang Konferensi Asia Afrika akhir April ini.


Namun, ia juga meminta agar pemerintah Indonesia jangan pernah mau diintervensi oleh negara lain dalam putusan eksekusi terhadap 10 terpidana mati.


Editor: Anto Sidharta

 

  • Eksekusi Mati
  • cilacap

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!