HEADLINE

Ini Suara Aktivis Mahasiswa soal Momen KAA

"Menurut salah satu perwakilan organisasi mahasiswa dari PMII Kota Bandung, Hasanuddin Bijak, Indonesia sebagai negara penggagas keamanan dan keadilan di benua Asia Afrika, kini malah tunduk terhadap p"

Mahasiswa
Gabungan mahasiswa dari berbagai organisasi melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Dipenogoro, Bandung, Selasa (21/4). Foto: Arie Nugraha

KBR, Bandung - Gabungan organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Cipayung meminta Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla menggunakan ajang peringatan Konferensi Asia Afrika untuk melepaskan diri dari intevensi negara lain.

Menurut salah satu perwakilan organisasi mahasiswa dari PMII Kota Bandung, Hasanuddin Bijak, Indonesia sebagai negara penggagas keamanan dan keadilan di benua Asia Afrika, kini malah tunduk terhadap perintah Amerika.


"Indonesia hari ini bisa dianggap sebagai kebanggaan ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika. Tapi apa yang kita lakukan hari ini, kita hanya bangga sebagai tuan rumah. Ketika dulu kita sebagai penggagas, tapi hari ini pemerintah menjadi budaknya Amerika. Malah jadi budaknya kaum imperialis dan kaum kapitalis," ujarnya di depan kantor Gubernur Jawa Barat, Jalan Dipenogoro, Bandung, Selasa (21/4/2015).


Hasanuddin mengatakan, pemerintah pada beberapa periode dianggap tidak lagi menghormati Dasa Sila Bandung yang pernah disepakati bersama dengan negara lainnya.


Seharusnya kata dia, dengan adanya momen peringatan Konferensi Asia Afrika ini, Indonesia sebagai penggagas konferensi, mengajak seluruh negara-negara di Asia dan Afrika tetap menjaga kedaulatan negerinya dari dominasi intervensi negara lain.


Pada hari ini, gabungan organisasi mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa meminta rezim Jokowi- Jusuf Kalla agar tidak menjadi boneka pemerintahan negara lain. Para mahasiswa melakukan aksinya dengan berjalan kaki dari Monumen Perjuangan Rakyat, Kantor Gubernur dan Gedung Merdeka, lokasi puncak perayaan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60.


Editor: Anto Sidharta 

  • Asia Afrika
  • Mahasiswa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!