HEADLINE

Bikin e-KTP di Banyuwangi Harus Antre Satu Minggu

ktp

KBR, Banyuwangi - Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengembalikan pembuatakan e-KTP dari kecamatan ke Dinas Kependudukan, membuat pembuatan KTP di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, amburadul. Pasalnya untuk mendapatkan KTP baru masyarakat harus rela antre hingga satu pekan.

Surya, salah satu warga Banyuwangi mengaku, pihaknya sudah tujuh hari antre membuat KTP. Padahal kata Surya, sebelumnya membuat KTP tidak sampai satu hari. Surya mengatakan, untuk membuat KTP ini dia harus rela tidak bekerja.


Selain antrean yang cukup panjang, jumlah pembuat KTP perharinya juga dibatasi. Sehingga menambah panjang antrean pembuat KTP. Dia berharap pembuatan KTP ini bisa dipermuda seperti bebrapa tahun lalu.


“Kendalanya pasti nomor antreannya habis, itu sebelum pokoknya pagi jam 8.00 WIB itu sudah habis, selama satu minggu datang jam 05.30 WIB. Ternyata di kejadian terakhir hari ini aturan dibagian dalam itu untuk mendapatkan nomor antrean pelayanan harus  mengambil nomor parkir dan nomor pakrirnya dikasikan oleh petugas parkir, sehingga ada yang beberapa kebingungan itu kan,” kata Surya kepada KBR, Sabtu (25/4/2015).


Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat ke Menteri Dalam Negeri terkait hal ini. Kata dia, sebelum e-KTP berlaku, Banyuwangi telah menerapkan pencetakan KTP di kecamatan sejak empat tahun lalu.


Saat dicetak di kecamatan, KTP bisa selesai dalam lima menit. Keuntungan lainnya menurut Anas, percetakan KTP di kecamatan juga memudahkan bagi warga yang tinggal di pelosok-pelosok desa.


Sedangkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banyuwangi, Sujani, mengatakan, setiap hari ada 400-500 pemohon e-KTP. Sedangkan kuota sesuai ketersedian blanko, hanya 100-150 lembar e-KTP yang bisa dicetak per harinya. Sehingga kata Sujani, Pelayanan KTP jadi menumpuk.


Editor: Anto Sidharta 

  • e KTP
  • Banyuwangi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!