HEADLINE

Aktivitas Meningkat, Status Gunung Slamet Masih Waspada

"Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet PVMBG, Gambuhan, Pemalang, Sudrajat mengatakan, ada kenaikan aktivitas sejak evaluasi pada 18 Februari lalu."

Muhamad Ridlo

Slamet
Gunung Slamet. Foto: Antara

KBR, Banyumas – Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana geologi (PVMBG) mencatat ada tren kenaikan aktivitas gempa hembusan pada Gunung Slamet, Jawa Tengah. Kendati demikian, Gunung Slamet masih berstatus waspada.

Dihubungi KBR dari Banyumas, Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet PVMBG, Gambuhan, Pemalang, Sudrajat mengatakan, ada kenaikan aktivitas sejak evaluasi pada 18 Februari lalu, namun ini masih dalam kategori rata-rata dengan margin 100 hingga 150 kegempaan.


“Kegempaan didominasi gempa embusan. Sampai pagi tadi tercatat ada 1.054 gempa hembusan. Tapi visual embusan masih berwarna putih tidak ada warna lainnya. Kalau sebulan terakhir, yang jelas sejak 18 Februari sampai hari ini jumlah gempa, kejadian gempa-gempa embusan cenderung meningkat,” ujar Sudrajat, Selasa (14/4/2015).


Sudrajat menambahkan embusan berwarna putih menunjukkan aktivitas Gunung Slamet masih normal dengan ketinggian antara 300 hingga 500 meter. Berbeda jika embusan berwarna kehitaman yang menunjukkan tanda erupsi.


Kendati demikian, PVMBG mengimbau agar warga mewaspadai kemungkinan erupsi tiba-tiba. Oleh karena itu, PVMBG melarang aktivitas warga di jarak 2,5 kilometer dari puncak. Terkait dengan kejadian pendaki hilang yang terjadi pada awal Februari lalu, Sudrajat mengklaim bahwa para pendaki tidak meminta izin pihak yang berwenang.


Seperti diketahui, PVMBG meningkatkan status gunung tertinggi di Jawa Tengah ini menjadi "waspada" pada tanggal 10 Maret 2014, pukul 21.00 WIB setelah lima tahun “tertidur”. Lalu pada 30 April 2014, pukul 10.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet menjadi siaga setelah erupsi yang intens. Status Siaga diturunkan kembali menjadi waspada pada 12 Mei 2014, karena aktivitas Gunung Slamet cenderung menurun.


Namun pada 12 Agustus, PVMBG kembali menaikkan status Gunung Slamet menjadi Siaga karena kecenderungan peningkatan aktivitas. Terkahir pada 5 Januari 2015, Gunung Slamet kembali diturunkian statusnya menjadi waspada karena menunjukkan tren penurunan aktivitas cukup lama.

 

Editor: Anto Sidharta

 

  • Gunung Slamet

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!