HEADLINE

Onshore Blok Masela Ancam Flora dan Fauna Endemik

"Berdasarkan geografis dan sosial di Maluku, pembangunan kilang LNG Masela lebih cocok jika berskema terapung atau offshore"

Dian Kurniati

Onshore Blok Masela Ancam Flora dan Fauna Endemik

KBR, Jakarta – Koalisi Masela kecewa terhadap keputusan Presiden Joko Widodo tentang pembangunan kilang Blok Masela di darat atau onshore. Menurut Juru Bicara Koalisi Masela, Azis Tunny berdasarkan geografis dan sosial di Maluku, pembangunan kilang LNG Masela lebih cocok jika berskema terapung atau offshore.

“Ketika Pak Presiden kemarin di Pontianak menetapkan Blok Masela dibangun dengan pendekatan onshore, jujur saya kami dari Koalisi Masela sangat kecewa dengan keputusan Presiden, karena bagi kami ada risiko, ancaman yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah,” kata Aziz kepada KBR, Jumat (25/03/16).

Menurut Aziz, seharusnya pemerintah pertimbangkan banyak aspek sebelum menentukan pembangunan kilang Masela secara onshore. Dari segi lingkungan, menurut Aziz, Blok Masela akan menjadi kilang yang besar dengan kebutuhan lahan sekitar 800 hektare. Penghitungan luas lahan itu belum termasuk lokasi pemukiman dan sentra pendukung lainnya. Azis berkata, penggunaan lebih dari 800 hektare lahan di Maluku tidak akan prolingkungan karena akan mengancam habitat flora dan fauna endemik Maluku, seperti Kakatua Goffin.

Sementara dari aspek sosial, Azis mengkhawatirkan terjadi kesenjangan sosial. Aziz mengatakan, kilang Masela berpotensi menyerap lebih dari 851 ribu pekerja. Padahal, kontribusi pekerja dari Maluku hanya sektar 200 orang. Sehingga, akan ada banyak pendatang di Maluku dan berpotensi menimbulkan perbedaan nilai budaya.

Azis menyarankan pemerintah, baik pusat maupun daerah mempersiapkan lokasi itu dengan matang sebelum pembangunan dimulai. Blok Masela adalah proyek pembangunan kilang dengan investasi senilai USD 16 miliar. Dalam setahun, diperkirakan kilang itu akan memproduksi 7,5 ton LNG. 

Editor: Damar Fery Ardiyan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!