HEADLINE

Meski PMK, Pemerintah Buka Impor Sapi Meksiko

"Meski Meksiko tercatat belum sepenuhnya bebas dari Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Pemerintah tidak akan menghentikan rencana impor ini."

Quinawaty Pasaribu

Meski PMK, Pemerintah Buka Impor Sapi Meksiko
Sejumlah sapi dikandangkan di atas kapal kargo yang akan dikirim ke Surabaya dan Jakarta di pelabuhan Tenau Kupang, NTT Minggu (28/2). Foto ANTARA

KBR, Jakarta - Pemerintah membuka pintu impor sapi bakalan dari Meksiko. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Muladno mengatakan, opsi itu muncul lantaran harga sapi bakalan dari Meksiko lebih murah. "Ada pengusaha yang menawarkan, harganya secara B to B. Ada yang mau, ya jalan. Tetapi, izin untuk rekomendasi impor juga belum dikeluarkan. Proses bahwa suatu saat Meksiko akan impor sedang berjalan," kata Muladno kepada KBR, Rabu, 10/3/2016.

Meski Meksiko tercatat belum sepenuhnya bebas dari Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Pemerintah tidak akan menghentikan rencana impor ini. Sebab menurut Muladno, ada beberapa wilayah yang sudah bebas dari PMK. "Menurut kajian ada daerah yang bebas, ada daerah yang tidak," ungkapnya.


Ia pun meyakini, pilihan impor sapi bakalan dari Meksiko tidak akan ditolak peternak. Pasalnya, opsi itu sudah diaudit. "Semua lewat tim audit yang ketat dan dari audit negara dan audit usaha, ya oke," ungkapnya.


Dalam paket kebijakan ekonomi IX, impor ternak maupun produk hewan tidak lagi memakai basis negara, melainkan zonasi. Melalui penentuan impor secara zonasi, maka bisa saja memasok ternak maupun produk hewan zona tertentu di suatu negara yang dianggap belum bebas dari penyakit berbahaya bagi ternak. Beberapa negara yang bisa menjadi sumber pasokan ternak antara lain India, Australia dan Selandia Baru.


Namun begitu, kebijakan tersebut ditentang para peternak. Sebab India masih termasuk zone based, di mana akan menularkan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) jika mengimpor ternak.  


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • impor sapi
  • kuota impor sapi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!