HEADLINE

KSP-Bappenas Sepakat Sinkronkan Program Prioritas

Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas)

KBR, Jakarta - Kementerian PPN/Bappenas dan Kantor Staf Presiden (KSP) menjalin kesepakatan strategis untuk sinkronisasi perencanaan program prioritas nasional tahun 2017.

Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki mengatakan, kesepakatan ini nantinya akan mencermati dan memastikan seluruh program dan kegiatan pembangunan bisa selaras dengan Nawacita.

"Kami akan berkoordinasi secara intensif untuk meningkatkan efektifitas pencapaian visi misi Presiden. Hal ini menjadi penting agar program prioritas bisa terangkum dalam perencanaan pembangunan nasional," ujarnya di Kantor Staf Presiden, Istana Negara hari ini, Kamis (3/3/2016). 

Caranya diantaranya melalui optimalisasi belanja kementerian/lembaga, pemanfaatan anggaran pinjaman dan dana hibah luar negeri, dan mekanisme APBN-P untuk tahun berjalan. Ini adalah bagian dari komitmen Pemerintah menjadikan Nawacita sebagai acuan dalam pembangunan nasional.

Setidaknya ada 12 program prioritas yang menjadi perhatian kesepakatan. Diantaranya soal ketahanan pangan, poros maritim, pembangunan Papua, ketahanan energi dan pembangunan infrastruktur. 

"Nanti ini yang kita coba optimalkan anggarannya untuk tahun ini supaya pembiayaan bisa maksimal. Saya kira nanti siklus perubahan perencanaan pembangunannya saya kira akan sekaligus berjalan lewat rapat-rapat," ujarnya.

KSP akan diikutsertakan dan menjadi obyek dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan 2017 yang dikontrol langsung oleh Bappenas. Nantinya program prioritas yang dilakukan oleh KSP akan dijadikan umpan balik agar terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • Kantor Staf Presiden
  • teten masduki
  • nawacita
  • program prioritas nasional

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!