HEADLINE

Gubernur Maluku: Studi Lokasi Blok Masela Harus Cepat!

"Gubernur Maluku, Said Assagaf khawatir keputusan yang berlarut membuat harga tanah di sekitar Blok Masela melonjak "

Malika

Gubernur Maluku: Studi Lokasi Blok Masela Harus Cepat!
Dok. Inpex

KBR, Jakarta - Pemerintah Provinsi Maluku meminta pusat segera mengkaji sejumlah pulau yang akan dijadikan lokasi pembangunan kilang pengolahan gas abadi Blok Masela. Gubernur Maluku, Said Assagaff mengatakan, kajian ini perlu dilakukan agar pembangunan kilang benar mendorong pengembangan ekonomi daerah, sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan di kawasan itu.

“Saya minta distudi. Apakah itu nantinya di Saumlaki, apa di Selaru. Setelah itu baru bisa diputuskan mana yang terbaik.  Amdalnya juga mesti kita studi. Supaya ke depan lingkungan juga aman. Itu penting,” ujar Said Assagaf saat dihubungi KBR, Jumat (25/3/2016)

Menurut Said, studi juga harus mencakup pemetaan tanah adat. “Dari situ kita tahu apakah penduduk bersedia direlokasi. Apakah tanah adat kita bebaskan. Di wiayah selatan itu ada istilah sirih pinang. Mereka bebaskan lahan buat pemerintah, tetapi ada imbalan. Pemerintah beri sesuatu buat mereka. Pemerintah bangun Masjid atau Gereja atau jalan. Seperti itulah,” jelasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menetapkan kilang pengolahan gas Blok Masela di darat. Namun pemerintah belum memutuskan di pulau mana kilang tersebut akan dibangun. Beberapa pulau yang lokasinya berada di sekitar cadangan gas abadi itu antara lain Pulau Saumlaki, Pulau Babar, Pulau Alu dan Pulau Selaru.

Assegaf berharap penentuan lokasi kilang ini jangan berlarut. “Nanti spekulan-spekulan tanah bisa bermain. Yang kita takutkan itu. Dia survey. Dia caplok kiri kanan. Saya sudah bilang, hati-hati keluarkan sertifikat tanah ke depan,” tutup Said Assagaff.

Editor: Damar Fery Ardiyan 

  • Blok Masela
  • PoD masela
  • Maluku

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!