HEADLINE

Dirjen Lapas Akan Usulkan Kalapas Nusakambangan Dicopot

"Masuknya telfon seluler ke dalam lapas sudah tidak dapat ditolerir lagi."

Sasmito

Dirjen Lapas Akan Usulkan Kalapas Nusakambangan Dicopot

KBR, Jakarta - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM I Wayan K Dusak akan mengusulkan pencopotan Kepala Lapas Nusakambangan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly. 

Usulan ini terkait temuan telfon seluler merk Esia di dalam lapas Nusakambangan. Handphone keluaran lama itu sudah dimodifikasi sehingga tidak tertangkap jammer (pengacak sinyal) . Handphone ini ditemukan di sel Aman dan Rois yang memang berada satu sel di Lapas Batu Pulau Nusakambangan. Aman dan Rois lantas berhubungan dengan pelaku bom Sarinah lewat telfon seluler tersebut. 

Menurut I Wayan Dusak, masuknya telfon seluler ke dalam lapas sudah tidak dapat ditolerir lagi. Kasus penemuan telfon yang tak bisa dilacak jammer itu sudah ada sejak 2006, sementara Lapas sebetulnya sudah memiliki teknologi yang mengatasi telfon semacam itu sejak 2003. 

"Yang jelas, saya bongkar itu, kerjanya tidak benar itu saja. Kita ganti orang-orang baru di sana, mereka tidak bisa kerja," kata I Wayan Dusak kepada KBR, Rabu (02/03/2016)

"Hanya saja, kewenangannya bukan sama saya, saya hanya bisa mengusulkan ini kepada Menteri, nanti Pak Menteri yang menindaklanjuti ke Pak Sekjen."

Sejauh ini usulan pencopotan Kalapas Nusakambangan belum disampaikan kepada Menkumham. 

I Wayan Dusak menambahkan, di masa mendatang perlu ada perbaikan kualitas dan kuantitas SDM supaya kejadian yang sama tak terulang. Dari segi kualitas, misalnya, pegawai Lapas yang baru diterima seharusnya mendapat pelatihan khusus terkait Lapas. Dengan begitu, mereka memiliki kemampuan yang mumpuni ketika sudah terjun di lapas-lapas. Sementara dari segi kuantitas, menurut Wayan masih dibutuhkan sekitar 15 ribu penjaga lapas agar perbandingan rasionya dapat menjadi 1 : 20; di mana 1 petugas mengawasi 20 tahanan. 

"Kualitas dan kuantitas itu di bawah standar semua. Contoh begini, kalau orang masuk di polisi dan tentara begitu diterima ada pendidikan. Sedangkan petugas kita tidak ada pernah pendidikan khusus. Padahal tugasnya khusus. Bagaimana menghadapi orang agar tidak mudah dirayu orang," tambahnya.

Wayan menuturkan juga memiliki strategi lain jika unsur kuantitas belum terpenuhi, yaitu dengan memprioritaskan petugas kepada tahanan yang memiliki resiko tinggi.


"Iya kita juga bisa fokus kepada narapidana yang high risk semisal (tahanan) kasus terorisme. Di Indonesia ini kan jumlahnya hanya ada 207 tahanan. Kita juga sudah verifikasi ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mana saja napi yang kooperatif dan yang tidak kooperatif. Kita fokus saja pada yang tidak kooperatif. Kalau tidak salah sekitar 50 orang, kalau 1 orang 2 penjaga ya artinya kita butuh 100 orang," tutur Wayan.


Wayan menambahkan, ia akan tetap mengajukan anggaran untuk perbaikan kualitas dan kuantitas petugas lapas kepada Kementerian Keuangan. Kata dia, pengajuan tersebut masih membutuhkan persetujuan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 

Sebelumnya,  Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dua dalang bom Thamrin, Aman Abdurrahman dan Iwan Dharmawan Mutho alias Rois, turut mengatur operasi teror dari dalam sel. Pernyataan tersebut ditegaskan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah, Molyanto, yang menemukan handphone merek Esia yang sudah dimodifikasi sehingga tidak tertangkap pengacak sinyal. Handphone ini ditemukan di sel Aman dan Rois yang memang berada satu sel di Lapas Nusakambangan.

Molyanto menjelaskan, keduanya saat ini sudah dipindah ke sel isolasi khusus Lapas Pasir Putih untuk menjamin putusnya komunikasi dengan pihak luar. Aman adalah terpidana kasus pelatihan militer Aceh yang divonis sembilan tahun penjara. Sedangkan Rois merupakan terpidana mati kasus bom Kedutaan Besar Australia tahun 2004. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • lapas
  • nusa kambangan
  • bom sarinah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!