HEADLINE

BPJS Kesehatan Bantah Terancam Bangkrut

""Jadi clear untuk diketahui publik bahwa isu BPJS kolaps itu tidak benar adanya.""

BPJS Kesehatan Bantah Terancam Bangkrut
Dirut BPJS Kesehatan tengah memberikan keterangan pers kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta (10/3). (Foto: KBR/Jay Setkab)

KBR, Jakarta-  Badan Penyelanggara Jaminan Sosial membantahterancam gulung tikar. Kata Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris, meski pemasukan lembaganya masih di bawah rekomendasi dari Dewan Jaminan Nasional atau masih di bawah harapan, perputaran uang pemasukan dan pengeluaran masih seimbang.

Oleh karenanya Fahmi memastikan, BPJS masih bisa beroperasional tanpa mengurangi manfaat kepada masyarakat.

"Nah melihat ini tentu pengalaman BPJS sejak Askes 48 tahun lalu sudah mengkalkulasi, agar program ini tetap berjalan tentu ada sumber pemasukan lain. Nah dalam hal ini pilihannya pertama apakah manfaatnya dikurangi. Tentu kita tidak akan mengambil pilihan itu karena akan terjadi social cost yang akan besar," ujar Direktur Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fahmi Idris  kepada wartawan di Istana Presiden, Kamis (10/03). 

Fahmi melanjutkan, "pilihan kedua apakah menaikan iuran sehingga seimbang dengan pengeluaran. Bapak presiden menyampaikan itu nanti setelah program ini dirasakan semakin baik. Jadi clear untuk diketahui publik bahwa isu BPJS kolaps itu tidak benar adanya."

Direktur Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fahmi Idris menambahkan, pemasukan BPJS saat ini ada dua, yakni dari iuran dan sumber dana lainnya. Oleh karenanya dia meminta masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir terkait permasalahan tersebut.

Fahmi  juga mengimbau rumah sakit dan pemberi layanan kesehatan lainnya untuk tetap melayani pasien BPJS dengan baik.


Editor: Rony Sitanggang

  • BPJS Kesehatan
  • fahmi idris
  • bpjs kesehatan terancam bangkrut

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!