HEADLINE

Bendera ISIS Berkibar Saat Prosesi Pemakaman Terduga Teroris di Solo

Bendera ISIS Berkibar Saat Prosesi Pemakaman Terduga Teroris di Solo

KBR, Solo- Jenazah Fonda Amar Sholihin, warga Solo tiba di rumah duka di Purwosari, Jumat dini hari. Ratusan pelayat dari berbagai anggota laskar atau ormas Islam memenuhi lokasi sekitar rumah duka.

Jenazah diterbangkan dari RS Bhayangkara Poso menuju Surabaya , Kamis malam, dan dilanjutkan jalur darat menuju Solo. Jenazah Fonda dimakamkan di Polokarto Sukoharjo.

Fonda adalah  anak dari Joko Tri Priyanto yang juga pernah ditangkap densus antiteror di Solo, tahun 2012 dan kini masih menjalani hukuman  penjara. Polisi menyebut Fonda alias Dodo sebagai orang kepercayaan buronan kasus terorisme Santoso. Fonda tewas saat baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala akhir bulan lalu.

Prosesi pemakaman Fonda dilakukan dengan iring-iringan sepeda motor dan mobil. Dalam perjalanan dari rumah duka menuju lokasi pemakaman sempat terlihat sejumlah bendera warna hitam yang mirip dengan logo kelompok militan ISIS .Berbagai bendera mirip logo ISIS tersebut juga disaksikan para jurnalis di Solo yang sedang bertugas melakukan liputan.

Namun saat dikonfirmasi terkait adanya bendera tersebut, Kapolresta Solo, Ahmad Lutfhi membantah adanya atribut bendera mirip logo ISIS.

“kita harus jeli ya mana itu bendera ISIS yang mirip logo ISIS. Nanti akan kita dalami. Munculnya terjadi di perbatasan Solo-Sukoharjo. Kalau di wilayah Solo belum ada yang berkibar, jadi kalau di lokasi pemakaman nanti saya cek dengan koordinasi Polres Sukoharjo." Bantah Kapolresta Solo, Ahmad Lutfhi, Jumat (18/03).

Ahmad melanjutkan, "waktu iring-iringan konvoi sejak rumah duka hingga perbatasan masuk Sukoharjo tidak ada bendera atribut ISIS yang berkibar. Tidak tahu kalau perbatasan Sukoharjo hingga ke lokasi pemakaman. Di rumah duka tidak ada. Saya nggak lihat di sana. Makanya harus kita teliti, kita cermati apakah logo itu identik atau dia punya maksud tertentu dengan pengibaran bendera itu, kita harus jeli. Jangan memvonis itu adalah atribut ISIS.”

Bubarkan Densus 88

Sebelumnya pada siang hari  ratusan orang dari berbagai organisasi Islam maupun pondok pesantren mendatangi Polresta Solo. Berorasi di depan kantor polisi tersebut, mereka menuntut densus 88 antiteror dibubarkan. Mereka menuding  pelanggaran yang menyebabkan terduga teroris tewas saat penangkapan maupun menjalani pemeriksaan. Juru bicara aksi tersebut, Abdurrahim Baasyir yang juga anak Abu Bakar Baasyir mendesak pemerintah mengevaluasi kinerja densus anti teror.

“Hari ini kita memang mengadakan aksi dan lokasinya di depan Polresta Solo. Kita sampaikan aspirasi kita tentang sikap arogansi Densus antiteror yang sampai mengorbankan nyawa terduga teroris. Kita ingin pemerintah mengevaluasi densus dengan membentuk lembaga pengawasan densus. Kalau perlu bubarkan saja Densus antiteror karena bekerja tidak profesional, sering salah tangkap, dan sebagainya.” Tuntut Juru bicara aksi tersebut, Abdurrahim Baasyir yang juga anak Abu Bakar Baasyir.

red

Selain orasi, dalam aksi tersebut juga melakukan pembakaran poster maupun gambar logo densus anti teror. Mereka membentangkan poster bertuliskan bubarkan densus anti teror, Presiden Jokowi dan Kapolri tindak tegas Densus Anti teror, dan sebagainya.


 

Sebagaimana diketahui, Seorang terduga teroris, Siyono ditangkap densus anti teror di Klaten Jawa tengah, pekan lalu. Rumah Siyono dan keluarganya digeledah. Selang 3 hari kemudian, Siyono dipulangkan dalam kondisi tewas dan penuh luka di sekujur tubuhnya.

Mabes Polri menyatakan Siyono tewas karena melakukan perlawanan dengan anggota densus saat menjalani proses pemeriksaan. Mabes Polri mengakui adanya kesalahan prosedur dalam penangkapan maupun pemeriksaan pada terduga teroris tersebut. Polri  menduga kuat Siyono menjadi jaringan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur dan terlibat serangkaian aksi terorisme di sejumlah daerah di Indonesia 

  • densus 88
  • siyono
  • terorisme
  • abu bakar baasyir
  • Kapolresta Solo
  • Ahmad Lutfhi
  • Abdurrahim Baasyir
  • Joko Tri Priyanto
  • Fonda Amar Sholihin

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!