HEADLINE

Kobar Berhasil Terapkan TPA Sanitary Landfill

Kobar Berhasil Terapkan TPA Sanitary Landfill

KBR, Pangkalan Bun - Kabupaten Kotawaringin Barat ( Kobar) menjadi satu-satunya daerah di Provinsi Kalteng yang sukses membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dengan sistem sanitary landfill. Yakni, membuang dan menumpuk sampah ke suatu lokasi yang cekung, memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah.

Menurut Kasi Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kobar, Jumadianto, metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internasional. Untuk meminimalkan potensi gangguan timbul, maka penutupan sampah dilakukan setiap hari. Namun, untuk menerapkannya diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal.

Saat ini, kata Jumadianto, dana operasional untuk TPA sebesar Rp 446.550.000,- per tahun. Jumlah tersebut masih sangat minim dan jauh dari standar. Pasalnya, untuk TPA dengan sistem sanitary landfill paling tidak diperlukan dana Rp600-800 juta per tahun untuk dana operasional. Itu belum termasuk ketersediaan alat berat untuk melakukan penutupan tanah.

"Kalau dari warga, kita minta kesadaran untuk memilah karena kita harapkan sampah yang masuk ke sini itu sampah residu, itu misalnya yang tidak bisa lagi dimanfaatkan, tapi kalau terkait dengan kondisi sekarang ya intinya kita lebih konsen untuk meneruskan apa yang sudah berjalan, khususnya hal anggaran, klasik tapi sangat menentukan," kata Jumadianto kepada KBR di lokasi TPA, Selasa (24/3/2015).

Ia melanjutkan Pemkab Kobar juga bakal menambah taman dan ruang terbuka hijau. Kata Dia, ketersediaan ruang terbuka hijau bisa membuat warga saling berinteraksi dan berdampak positif bagi psikologis warga. Jumadianto mencontohkan Kota Surabaya yang menurutnya berhasil membangun taman untuk tempat berkumpul dan berinteraksi bagi warganya.

Editor: Malika   

  • sampah
  • tempat pembuangan akhir sampah
  • sanitary landfill
  • kotawaringin barat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!