HEADLINE

Temui Jokowi, Agum: PSSI akan Diaktifkan

Temui Jokowi, Agum: PSSI akan Diaktifkan

KBR, Jakarta- Ketua Tim Ad Hoc Reformasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Agum Gumelar mengklaim PSSI bakal diaktifkan kembali. Ini dikatakan Agum seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi di Istana Negara hari ini.

Agum  akan segera melaporkan kabar pengaktifan tersebut kepada Federasi Sepak Bola International (FIFA).

"Kabar baiknya, PSSI akan diaktifkan kembali. Kemudian reformasi jalan terus untuk melakukan langkah pengawasan dan perbaikan. Hari ini, saya sudah minta izin tadi, saya akan melaporkan ini ke FIFA," kata Ketua Tim Ad Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar di kompleks Istana, Rabu (24/2).


Agum Gumelar menambahkan, pihaknya yakin Kemenpora bakal bekerja sama dengan tim Adhoc untuk melakukan reformasi PSSI. Kata dia, Tim Adhoc juga mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) apabila sesuai dengan statuta FIFA.


"Bahwasanya kemungkinan ada keinginan untuk semacam KLB itu memang harus dalam jalur sistem, statuta FIFA. Bukan tidak mungkin, tapi harus dalam jalur statuta FIFA," kata Agum.

Pada 17 April tahun lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan PSSI melalui Surat pembekuan bernomor 01307 tahun 2015. ditandatangani langsung oleh sang menteri, Imam Nahrawi, per 17 April 2015.

 

Pembekuan dilakukan setelah sebelumnya Kemenpora melayangkan tiga surat peringatan   kepada PSSI. Isi surat itu adalah perintah agar Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya untuk memenuhi permintaan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Badan mengeluarkan surat larangan bertanding kepada Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya pada Liga Indonesia   2015. Kedua klub dinyatakan tak lolos verifikasi untuk mengikuti liga.


Editor: Rony Sitanggang

  • PSSI
  • pembekuan
  • bopi
  • agum gumelar
  • Presiden Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!