HEADLINE

DPR minta BNPT Diberi Alat Sadap Canggih

""Jangan hanya KPK yang punya alat sadap canggih. Kalau bisa, BNPT juga punya alat sadap yang canggih.""

Dian Kurniati

DPR minta BNPT Diberi Alat Sadap Canggih

KBR, Jakarta– Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah menyediakan peralatan sadap canggih untuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Anggota Fraksi Demokrat Benny K. Harman mengatakan, BNPT memiliki posisi yang strategis dalam pencegahan terorisme, sehingga dukungan untuk lembaga ini tidak boleh setengah-setengah.

Permintaan itu disampaikan DPR kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Luhut B. Panjaitan dalam dalam rapat gabungan Komisi Hukum dan Komisi Pertahanan DPR.

“Dukungan dana untuk kerja mereka yang luar biasa ini susah sekali. Untuk menyadap ini susah sekali. Jadi kalau ada penyadapan, kalau bisa yang paling modern. Kalau bisa taruh di sini, sudah tahu pelakunya di mana-mana,” kata Anggota Fraksi Demokrat Benny K. Harman  di komplek Parlemen, Senin (15/02/16). 

Benny melanjutkan, "tanggung kita ini Pak Menko. Jangan hanya KPK yang punya alat sadap canggih. Kalau bisa, BNPT juga punya alat sadap yang canggih."

Benny mengatakan, dukungan untuk BNPT masih sangat minim. Kata dia, anggaran untuk badan ini sangat kecil dan tidak sebanding dengan badan lainnya. Padahal, BNPT memiliki tugas penting untuk menanggulangi terorisme.


Benny mencontohkan alat sadap BNPT sangat kuno, sehingga perlu diperbaharui. Beny berujar, alat sadap canggih akan mempermudah BNPT melacak rencana terorisme, sehingga peristiwa terorisme yang biasanya menimbulkan korban dapat dihindari. Selain itu, pelacakan itu juga untuk mengetahui lokasi persembunyian teroris.

Editor: Rony Sitanggang

 

  • alat sadap untuk bnpt
  • Benny Kabul Harman
  • Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!