BERITA

Lagi, DVI Identifikasi Lima Korban Sriwijaya Air

""Dari kelima korban ini, berhasil diidentifikasi melalui DNA.""

Lagi, DVI Identifikasi Lima Korban Sriwijaya Air
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kantung jenazah korban pesawat Sriwijaya Air di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/01). Antara/ Akbar Nugroho.

KBR, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Kramat Jati Polri, Jakarta, kembali mengidentifikasi lima korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

Jenazah yang teridentifikasi adalah Fao Nuntius Zai, bayi berumur 11 bulan, Yuni Dwi Saputri (34), Iuskandar (52), Oke Dhurrotul Jannah (24), seorang pramugari; dan satu lagi tidak ingin disebutkan namanya.

“Sedangkan kelima tak bisa disebutkan karena keluarganya menginginkan agar identitasnya tak disampaikan dan kami menghargai dan menghormatinya," ujar Rusdi.

Rusdi menambahkan, kelimanya diidentiffikasi melalui DNA.

"Dari kelima korban ini, berhasil diidentifikasi melalui DNA," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Minggu (17/1/2021) malam.

Hingga Minggu pagi, tim DVI RS Polri telah menerima total 188 kantong jenazah dari tim SAR. Dari jumlah itu, 162 telah diperiksa dan sisanya 26 masih dalam proses pemeriksaan.

Sementara itu, tim DVI RS Polri telah menyerahkan 15 korban kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (09/01) sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.

Editor: Ardhi Rosyadi

  • kecelakaan pesawat
  • Sriwijaya Air SJ182
  • Identifikasi
  • Korban
  • DVI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!