BERITA

Launching Hotel Bintang Tujuh Pertama di Indonesia Tunggu Sertifikat Halal MUI

Launching Hotel Bintang Tujuh Pertama di Indonesia Tunggu Sertifikat Halal MUI

KBR, Jakarta - Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, (IHLC) Sapto Nirwandar, mengklaim akan membuat hotel dengan taraf bintang tujuh pertama di Indonesia. 

Ditemui usai bertemu Wakil Presiden Maruf Amin, Sapto Nirwandar mengatakan label bintang tujuh akan disematkan pada hotel Raffles Jakarta, yang saat ini masih beroprasi sebagai hotel bintang lima. 

“Kita akan dalam waktu dekat akan punya di Jakarta, hotel bintang tujuh, yang disebut hotel Raffles. Menjadi muslim friendly hotel. Supaya kita juga bisa punya wisatawan mancanegara yang muslim, untuk menginap untuk conference, untuk apa-apa di sana.” Ujar Sapta, di kantor Wapres, Senin (13/01/2020).

Hotel Raffles akan diubah menjadi 'moslem friendly hotel' dengan fasilitas mewah pertama di Indonesia. 

Menurut Sapta, fasilitas mewah itu ditujukan untuk memanjakan pata wisatawan manca negara, yang banyak melancong ke Indonesia. Salah satunya perangkat kerajaan Arab Saudi. 

Ia juga mengatakan pemilihan Hotel Rafles sebagai hotel bintang tujuh lantaran memenuhi standar.

Rencananya hotel itu akan dilaunching pada Maret mendatang. Saat ini Hotel Raffles masih menunggu sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sertifikat statusnya sebagai hotel bintang tujuh.

Hotel Raffles terletak di kawasan bisnis Kuningan, Jakarta, dibangun PT Ciputra Property Tbk. Hotel ini pernah menjadi tempat menginap rombongan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz pada 2017 lalu.

Hotel bintang tujuh pertama di dunia berada di Arab Saudi, bernama Burj Al-Arab Hotel. Hotel ini berdiri di pulau buatan, berjarak sekitar 280 meter dari pantai Jumerah. 

Harga permalam dari kamar lux hotel ini 19 USD atau 250 juta rupiah.

Editor: Agus Luqman 

  • ekonomi syariah
  • pariwisata

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!