HEADLINE

Gegabah, Bila Pemerintah Cabut Subsidi Gas Elpiji 3 Kg

Gegabah, Bila Pemerintah Cabut Subsidi Gas Elpiji 3 Kg

KBR, Jakarta - Anggota DPR Fadli Zon mengkritik rencana pencabutan subsidi gas elpiji 3 kilogram oleh pemerintah. Fadli menilai pemerintah terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. 

Karenanya politikus Partai Gerindra itu meminta pemerintah untuk meninjau ulang rencana yang dianggap berpotensi menyengsarakan rakyat, utamanya kalangan tidak mampu.

"Saya kira itu jelas menyengsarakan rakyat ya. Dan itu jelas mengkhianati cita-cita untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dengan segala macam gombalnya pada waktu pemilu. Harus dihentikanlah (rencananya), jangan sampai gas elpiji 3 kilogram itu naik ya. Karena pasti memperberat dan memicu kenaikan harga yang lain. Jadi sebaiknya itu ditinjau ulang. Kalau itu harus disubsidi, subsidi adalah bagian dari hak rakyat gitu. Jadi pemerintah harus kreatif dan cerdas dalam mencari solusi, bukan menaikkan harga," ucap Fadli Zon disela Rapat Bersama di Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR ini juga mengatakan, pemerintah harus mencari jalan yang solutif, terkait gas elpiji 3 kilogram. Ia pun berharap, pemerintah tidak mencabut subsidi tersebut, lantaran berpotensi memicu kenaikan bahan-bahan pokok lain di pasaran. 

"Kalau cuma menaikkan harga itu tidak usah pakai otak. Saya kira itu cara yang paling primitif. Tidak usah sekolahlah kalau cuma untuk menaikkan harga. Pada akhirnya tidak dilakukan, dan rakyat menjadi korban harga-harga sudah terlanjur naik," ujar Fadli.

Pertamina Tunggu Regulasi Pemerintah

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) masih menunggu regulasi pemerintah terkait wacana kenaikan harga elpiji subsidi ukuran tabung 3 kilogram. 

"Kalau dari kami jawabannya menunggu regulasi pemerintah karena peran Pertamina dalam penyaluran elpiji bersubsidi adalah sebagai operator, artinya tunduk pada regulasi pemerintah," kata Senior Supervisor Communication PT Pertamina MOR IV Jawa Tengah Arya Yusa Dwicandra di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/1/20) seperti dikutip Antara.

Arya mengatakan, sejauh ini juga belum ada informasi terkait kenaikan harga elpiji subsidi yang diterima oleh Pertamina. 

Meski demikian, jika benar subsidi ditarik maka harga elpiji perkilogramnya mengikuti harga pasar, seperti halnya BBM nonsubsidi. "Perhitungannya bisa dilihat dari harga elpiji nonsubsidi Bright Gas, yaitu harga keekonomian," katanya.

Menurut dia, jika harga Bright Gas 5,5 kilogram di harga Rp60-70ribu, artinya perkilogram gas seharga Rp11-12 ribu. Sehingga apabila tabung gas 3 kilogram maka harganya menjadi Rp33-36 ribu per tabung "melon".

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan rencana pemerintah, untuk menata ulang kebijakan penyaluran subsidi elpiji masih dibahas. Ia mengatakan untuk perubahan juga akan dilakukan dengan memperhitungkan kondisi masyarakat kecil dan dunia usaha.

Menurut Arifin, dengan mempertimbangkan banyak hal diharapkan tidak memberikan masalah pada masyarakat kecil dan dunia usaha.

Editor: Fadli Gaper

  • gas melon
  • bright gas
  • gas elpiji
  • gas 3 kg

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!