HEADLINE

Bukan Islam, Gafatar Tolak Fatwa Sesat MUI

""Kami menyatakan sikap telah keluar dari keyakinan dan paham keagamaan Islam mainstream di Indonesia.""

Bukan Islam, Gafatar Tolak Fatwa Sesat MUI
Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful Tumanurung (tengah) saat menggelar konferensi pers di kantor YLBHI, Jakarta. (Foto: KBR/Bambang H.)

KBR, Jakarta- Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar),   menolak dianggap sesat.  Sebab Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful Tumanurung menganggap, Gafatar tidak memiliki paham yang sama dengan Islam.

Kata dia, bila Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa sesat kepada Gafatar sebagai  salah alamat.

"Kami menyatakan sikap telah keluar dari keyakinan dan paham keagamaan Islam mainstream di Indonesia. Dan tetap berpegang teguh pada paham Millah Abraham sebagai jalan kebenaran Tuhan seperti yang telah diikuti dan diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah SWT," kata Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Mahful Tumanurung, Selasa (26/01/2016). 

Mahful melanjutkan, "untuk itu, bukan pada tempatnya apabila Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa sesat kepada kami, atau Gafatar sebagai ormas."

Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin menyatakan Gafatar menyebarkan ajaran menyimpang, terutama dari agama Islam. Cap sebagai aliran sesat itu dialamatkan lantaran para pengikut Gafatar dituduh tidak menjalankan ibadah layaknya agama Islam pada umumnya, seperti puasa dan shalat lima waktu.


Editor: Rony Sitanggang

  • Gerakan Fajar Nusantara
  • #gafatar
  • Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
  • Mahful Tumanurung
  • Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia
  • Din Syamsuddin
  • fatwa sesat mui
  • keluar dari islam
  • Toleransi
  • petatoleransi_06DKI Jakarta_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!