BERITA

Perombakan Kabinet Jilid 3, JK: Di Tangan Jokowi

Perombakan Kabinet Jilid 3, JK: Di Tangan Jokowi
Wakil Presiden Joko Widodo. (Foto: KBR/Danny S.)


KBR, Jakarta- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan perombakan kabinet berada di tangan Presiden Joko Widodo. Kata dia, keputusan reshuffle didasarkan pada penilaian-penilaian Presiden.

Ketika ditanya tentang menteri yang memiliki rapor jelek, JK enggan menjawab. Ini dikatakan Jusuf Kalla usai menutup Kongres Ekonomi Umat hari ini di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat.

"Reshuffle itu hak prerogatif presiden, tentu tergantung penilaian-penilaian yang diadakan presiden. Itu urusan pemerintah," kata Jusuf Kalla di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (24/4/2014).


Isu reshuffle ini menguat setelah Sabtu kemarin (22/4/2017) di acara yang sama yakni Kongres EKonomi Umat, Presiden Joko Widodo menyinggung tentang pergantian menteri. Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan menteri-menteri yang tidak memenuhi target yang ditetapkan, bakal diganti.


"Tahu saya, target itu harus bisa diselesaikan. Kalau memang tidak selesai, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti, ya saya blak-blakan saja, dengan menteri juga seperti itu. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot dan yang lain-lainnya," kata Jokowi.


Ketika melontarkan hal itu, Jokowi tengah membahas tentang program redistribusi lahan dan reforma agraria. Program ini ditangani terutama oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil.


Jokowi meminta pada 2019 program sertifikasi lahan untuk rakyat mencapai 21 juta sertifikat.


"Tahun ini target 5 juta, tahun depan target 7 juta sertifikat, tahun depannya lagi, 9 juta sertifikat harus dikeluarkan, untuk rakyat," ujar Jokowi.


Editor: Rony Sitanggang

  • resuffle jilid 3
  • Wakil presiden Jusuf Kalla
  • presiden joko widodo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!